TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan agar permasalahan kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla bisa diantisipasi menjelang memasuki musim kemarau.
Jokowi mewanti-wanti agar jangan sampai masalah kabut asap di Indonesia dibahas dalam forum-forum pertemuan negara Asia Tenggara (ASEAN).
"Jangan sampai kita ini malu di pertemuan negara-negara Asean, ada satu dua negara membicarakan lagi soal ini. Dalam lima tahun ini sudah enggak ada. Jangan sampai ada lagi, saya titip itu, malu kita, dipikir kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini, bisa kita," ujar Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta pada Senin, 22 Februari 2021.
Jokowi mengatakan, dibandingkan 2015, kasus kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sudah turun sebesar 88,63 persen. 2015 merupakan puncak kebakaran yang paling parah, 2,61 juta hektar lahan terbakar sepanjang tahun. Saat itu, kabut asap dari kebakaran hutan tak hanya mencemari udara di dalam negeri, tetapi juga sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.
Data pemerintah pada 2020, luas kebakaran hutan dan lahan tercatat 296.942 hektar, diklaim menurun sangat signifikan jika dibandingkan tahun 2019 seluas 1.592.010 (turun 82 persen).
Jokowi meminta capaian tersebut dipertahankan. Upaya pencegahan harus diutamakan dan tak ada kompromi bagi para pembakar hutan dan lahan.
"Saya kira Kapolri tahu apa yang harus dilakukan di sini, karena kita sudah pengalaman lakukan kemarin-kemarin. Penegakan hukum kepada siapa pun yang Karhutla baik di konsesi milik perusahaan atau masyarakat sehingga betul-betul ada efek jera. Terapkan sanksi tegas bagi pembakar hutan dan lahan baik sanksi administrasi, perdata maupun pidana," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi Ingatkan Lagi Akan Copot Anak Buahnya yang Gagal Atasi Karhutla