BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menghadiri bedah buku karyanya sendiri berjudul “Anti-Mainstream Marketing:20 Jurus Mengubah Banyuwangi” dan “Creative Collaboration: 10 Tahun Perjalanan Transformasi Banyuwangi”.
Acara yang berlangsung gayeng pada Sabtu, 13 Februari lalu itu dihadiri berbagai elemen masyarakat. Selain para kiai, acara ini juga diikuti sejumlah aktivis, mahasiswa lintas kampus, hingga sejumlah tokoh masyarakat.
Profesor Masud Said, Ketua PW ISNU Jawa Timur, yang hadir sebagai pembicara dalam bedah buku tersebut, menegaskan, Anas adalah pemimpin yang memiliki basis ideologi yang jelas dan profesional dalam bekerja.
Anas juga dikenal sebagai sosok inovatif yang menghadirkan perubahan nyata di daerah."Syarat-syarat kepemimpinan itu ada dalam diri Pak Anas. Syarat ini harus dipenuhi bagi kader-kader muda NU, terutama para kader ISNU, jika ingin mencontoh keberhasilan beliau," ujar Prof Masud.
Selama dua periode, Abdullah Azwar Anas dan wakilnya Yusuf Widyatmoko telah memimpin Banyuwangi dengan membentuk sistem kerja yang melek teknologi, kreatif dan penuh inovasi demi meningkatkan kesejahteraan warga Banyuwangi. Kunci sukses Anas dan timnya adalah creative collaboration; gotong royong secara kreatif dalam membuat program yang melibatkan seluruh elemen pemerintah, ASN, swasta, serta masyarakaty
Beberapa kolaborasi kreatif yang sukses dijalankan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi di antaranya adalah homestay yang memanfaatkan rumah warga untuk wisatawan dan Gancang Aron–kolaborasi pemkab dengan Gojek untuk mengantarkan obat bagi warga yang sakit. Selain itu Siswa Asuh Sebaya, program bantuan dana pendidikan dari sesama murid untuk murid yang kurang mampu, dan program-program lainnya.
Dalam buku “Anti-Mainstream Marketing:20 Jurus Mengubah Banyuwangi, Anas menjelaskan sejumlah pendekatan anti-mainstream untuk membangun Banyuwangi. Seperti program Setiap Dinas adalah Dinas Pariwisata yang merupakan wujud dari tourism centered economy, ekonomi yang bersumbu pada pariwisata. Lalu Program Semakin Misteri Semakin Diminati pada Taman Nasional Alas Purwo.
Ada pun Program Kota Santet Menuju Kota Internet merupakan proses transformasi dari Banyuwangi yang dulu dikenal dengan citra klenik, kini menuju daerah dengan pelayanan publik berbasis digital. Sebanyak 189 desa sudah teraliri fiber optic untuk menunjang pelayanan publik.
Acara bedah buku tersebut dihadiri sejumlah kiai Banyuwangi. Di antaranya Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi KH Zainullah Marwan, KH. Fachruddin Mannan, KH Muwafiq Amir, KH Mursyidi, KH Ikhwan Musthofa, KH Syamsul Muarif, KH. Luayyi, KH Mistari, KH Hayatul Ihsan, KH. Iskandar Zulqarnain, KH Achmad Wahyudi, KH Kholilurrahman, dan sejumlah kiai lainnya.