TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui vaksinasi Covid-19 produksi Sinovac Biotech untuk lansia.
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan vaksinasi lansia ini dilakukan setelah ada data uji klinis fase III di Brazil serta fase I dan II di Cina. "BPOM memperoleh data-data ini pada akhir Januari 2021," kata Penny saat konferensi pers, Ahad, 7 Februari 2021.
Ia mengatakan, uji klinis fase I dan II di Cina, yang melibatkan subjek sebanyak 400 orang, menunjukkan Coronavac yang diberikan dua dosis dengan jarak 28 hari menunjukkan hasil imunogenisitas yang baik. Kemudian ada peningkatan kadar antibodi yang baik dengan zero conversion rate 97,96 persen.
"Data keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek samping serius derajat ketiga yang dilaporkan karena pemberian vaksin," ujar Penny.
Adapun uji klinis fase III di Brazil dengan subjek 600 orang juga menunjukkan hasil serupa, tidak ada efek samping serius dan kematian akibat pemberian vaksin Covid-19 ini.
"Studi klinis hanya menunjukkan efek samping ringan seperti nyeri, demam, mual, bengkak, kemerahan pada kulit dan sakit kepala," tuturnya.
Baca: Menkes Budi Gunadi Sebut 900 Ribu Tenaga Kesehatan Sudah Menerima Vaksin Covid-19
Berdasarkan kajian tersebut, akhirnya BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin Coronavac produksi Sinovac pada lansia, pada 5 Februari 2021.
Penny berpesan agar pemberian vaksin terhadap lansia tetap dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Sebab, populasi lansia berisiko tinggi karena cenderung memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
"Ini harus diperhatikan dalam penggunaan vaksin. Proses skrining menjadi sangat penting sebelum memutuskan pemberian vaksin terhadap lansia. Manajemen risiko harus dilaksanakan sebaik-baiknya apabila terjadi KIPI. Kita harapan angka kematian terhadap kelompok lansia menurun setelah proses vaksinasi dilakukan," ujarnya.
Hari ini, Pemerintah akan memberikan vaksinasi Covid-19 kepada lansia khususnya mereka yang bekerja sebagai tenaga kesehatan. Lansia menjadi prioritas karena mereka rentan terpapar Covid-19.