TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono mengatakan kepolisian akan menggandeng sejumlah organisasi masyarakat (ormas) untuk mengimbau pembatasan pergerakan jelang dan selama perayaan Tahun Baru Imlek.
"Kami komunikasi dengan influencer, kami ada tokoh-tokoh yang bisa memberikan edukasi. Seperti kemarin ke NU, Muhammadiyah minta bantuan yang mudah dimengerti, bahasa ulama yang diterima umatnya," ujar Argo melalui konferensi pers daring pada Jumat, 5 Februari 2021.
Selain ormas, Polri juga bekerja sama dengan kelompok komunitas dan TNI guna memberikan edukasi kepada masyarakat. Sebab, menurut Argo, masyarakat lebih mendengar tokoh yang mereka segani atau hormati dengan menggunakan bahasa sehari-hari.
"Mengajak masyarakat dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami sehingga masyarakat bisa paham untuk menghindari terkenanya Covid-19 ini," kata Argo.
Menjelang libur panjang akhir pekan Tahun Baru Imlek pada 12-14 Februari, pemerintah meminta masyarakat membatasi pergerakan selama perayaan Tahun Baru Imlek. Hal itu dilakukan berkaitan dengan situasi yang masih dalam pandemi Covid-19.
"Mohon semuanya bisa memanfaatkan hari libur ini (Imlek) dengan bijak," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada 4 Februari 2021.
Baca juga: Perayaan Imlek Saat Pandemi Covid-19, Menkes Budi Gunadi: Angpao Ditransfer Saja
ANDITA RAHMA