TEMPO.CO, Jakarta - Eks Ketua SDM, Indag, dan Perhubungan Partai Demokrat (PD), Yus Sudarso menyebut memang ada riak-riak di internal Partai Demokrat yang menginginkan adanya Kongres Luar Biasa (KLB) mengganti kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan eks Panglima TNI Moeldoko.
Menurut Yus, para kader yang resah dengan kepemimpinan AHY ini kemudian mengadu kepada para senior. AHY dianggap tidak cukup mumpuni memimpin partai ke depan dengan tantangan mencapai parlemen threshold 5 persen atau 7 persen. Kemudian, hasil Pilkada juga banyak yang gagal. Pengangkatan AHY sebagai ketua umum tahun lalu dinilai terlalu dipaksakan, sementara AHY dinilai belum siap.
Empat faksi di Demokrat, ujar Yus, kemudian mendukung jika Moeldoko didorong menjadi figur baru pemimpin Demokrat.
Baca: Isu Pendongkelan Demokrat, Pengamat Bicara Perang Terbuka AHY dan Moeldoko
"Pertama, faksi pendiri yakni; faksi ketua umum pertama Subur Budi Santoso. Kedua, faksi ketua umum PD hasil kongres 2005 di Bali, Hadi Utomo. Ketiga, faksi Mas Anas Urbaningrum hasil dari Kongres Bandung 2010. Keempat, faksi Pak Marzuki Alie. Di sini ada mesin pemenangannya," ujar dia ujar pria yang mengklaim diri sebagai salah satu pendiri Partai Demokrat ini di Restoran Dapur Sunda, Mall Bellagio, Jakarta Selatan pada Selasa, 2 Februari 2021.
Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie membantah tudingan dirinya terlibat dalam rencana mengkudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). "Ini fitnah yang keji karena ini di hadapan rakyat Indonesia," kata Marzuki Alie kepada Tempo, Selasa, 2 Februari 2021.
Pendiri Demokrat lainnya, Darmizal menyebut KLB itu sah-sah saja terjadi dalam suatu partai. "KLB itu bukan hal tabu. AHY juga produk KLB yang seharusnya jadwal kongres belum waktunya tapi dipercepat," ujar eks Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat ini.
Kendati demikian, ujar dia, keputusan penyelenggaraan KLB tentu berada di tangan DPC dan DPD Partai Demokrat. Moeldoko menjadi salah satu calon. "Kalau Mas AHY merasa didukung DPC dan DPD, ya harusnya enggak ada yang perlu dikhawatirkan," tuturnya.
DEWI NURITA