TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, menilai Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko secara tersirat telah mengakui adanya pembicaraan untuk mengambil alih Demokrat.
"Dari pernyataan Pak Moeldoko secara tersirat mengakui ada koordinasi dan pertemuan-pertemuan yang agendanya pembicaraan tentang pengambilalihan kepemimpinan Partai," kata Kamhar ketika dihubungi, Selasa, 2 Februari 2021.
Menurut Kamhar, sulit untuk tak mengaitkan Moeldoko dengan Istana dalam dugaan manuver ini. Ia melihat posisi Kepala KSP berpengaruh dalam pertemuan-pertemuan ini.
Kamhar berujar, mestinya Kepala KSP menyadari posisinya jika tak ingin manuver tersebut dikaitkan dengan Istana dan Presiden Joko Widodo.
"Dengan posisinya sebagai Kepala Staf Presiden, sulit untuk tidak mengait-ngaitkan dan menghubung-hubungkan dengan Istana. Pak Moeldoko semestinya sedari awal memahami posisinya ini jika tak ingin manuver dan agenda pribadinya menjadi beban Istana," ujar Kamhar.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebelumnya menyatakan adanya upaya mengambilalih Partai Demokrat melalui kongres luar biasa. Menurut AHY, ada lima aktor yang diduga terlibat dalam gerakan ini.
Sejumlah politikus partai berlambang bintang Mercy ini kemudian menyebut nama Moeldoko sebagai salah satu aktor. Ia disebut bertemu dengan sejumlah ketua DPC dan DPD Demokrat di Hotel Aston Setiabudi, Jakarta Selatan, pada 27 Januari 2021.
Moeldoko mengakui bertemu dengan sejumlah kader Demokrat. Namun, kata dia, mereka datang ke kediamannya. ia mengatakan mereka datang dan bercerita tentang kondisi Demokrat. "Ya saya dengerin saja. Berikutnya ya, sudah dengerin saja. Saya sebenarnya prihatin dengan situasi itu. Karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," kata dia.
Baca juga: 4 Bantahan Moeldoko Soal Tudingan Bakal Kudeta Demokrat