TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis antikorupsi Tama Satrya Langkun mengundurkan diri dari Indonesia Corruption Watch (ICW), tempatnya bekerja selama 12 tahun terakhir.
"Terima kasih banget buat teman-teman di ICW. Rumah belajar yang sangat bagus yang juga memiliki sistem regenerasi sangat baik," kata Tama kepada Tempo, Sabtu, 30 Januari 2021. Tama akan mulai bekerja sebagai tenaga ahli pimpinan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Tama mengatakan ia telah mengenal organisasi nirlaba sejak masih menjadi aktivis mahasiswa. Saat menjadi Ketua Senat Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, dia pun kerap terlibat dalam diskusi-diskusi bersama organisasi tersebut.
Tama terakhir bekerja di organisasi nirlaba yang berkantor di Kalibata Timur, Jakarta Selatan ini pada Jumat, 29 Januari 2021. Di hari terakhirnya itu, Tama sekaligus berpamitan pada para koleganya.
Baca juga: Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Melorot, ICW Sebut Orientasi Pemerintah Tak Jelas
Ia bercerita organisasinya ini memiliki agenda rutin setiap Jumat pagi dan sore. Setiap pekan, anggota diwajibkan membaca sebuah paper atau jurnal dan dipresentasikan pada Jumat pagi.
Adapun Jumat sorenya mereka kembali rapat untuk membahas agenda sepekan berikutnya. "Setelah rapat itu kami farewell, ada kesan-kesan dari teman-teman, ada banyak masukan, ucapan terima kasih, tentu itu akan jadi modal buat saya," ucap Tama.
Tama S. Langkun mengatakan hubungan dengan ICW tak seperti hubungan kerja pada umumnya. Menurut dia, sifat kekeluargaan, kaderisasi, dan regerenasi menjadi salah satu pengalaman selama bekerja di sana. "Lebih dari sekadar pertemanan, ini ada ideologi antikorupsi yang akan terus berjalan secara sinergi," kata Tama.