TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Hanura Ambroncius Nababan diperiksa terkait dugaan ujaran kebencian terhadap eks Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai. Ia diperiksa pada Senin, 25 Januari 2021.
Bareskrim sejatinya menjadwalkan pemeriksaan terhadap Ambroncius pada Rabu, 27 Januari 2021. Namun, ia memilih datang lebih awal.
"Tapi karena kami, apalagi saya sebagai Ketum Projamin (Profesional Jaringan Mitra Negara), saya terpanggil, bahwa saya ini bertanggung jawab. Saya enggak lari dan tidak akan ingkar dari hukum," kata Ambroncius di Bareskrim pada Senin, 25 Januari 2021.
Ambroncius pun mengakui dirinya mengunggah gambar yang menyandingkan foto Natalius Pigai dengan gorila, termasuk menulis narasi seperti yang tertulis dalam tangkapan layar yang beredar. Namun dia mengklaim tak bermaksud rasis lewat unggahan itu.
"Sekarang sudah mulai berkembang saya melakukan perbuatan rasis, sebenarnya enggak ada, saya bukan rasis," kata dia.
Baca juga: Deputi KSP Minta Polisi Tak Ragu Usut Ujaran Rasis Kepada Natalius Pigai
Menurut Ambroncius, ia tak mungkin bersikap rasis terhadap orang Papua. Alasannya, ia pun maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan Papua pada Pemilu 2019.
Ambroncius juga mengklaim gambar yang diunggahnya itu didapat dari orang lain. Dia mempertanyakan mengapa orang lain yang mengunggah gambar serupa sebelumnya tak dipersoalkan. "Tapi kenapa saya yang copas orang punya saya dibilang rasis," ucapnya.
Ambroncius pun menjelaskan alasannya hingga mengunggah status yang kini ramai dipersoalkan itu. Dia jengah dengan Natalius yang menyerang program vaksinasi Covid-19 oleh pemerintah.
Menurut Ambroncius, vaksinasi sangat diperlukan masyarakat Indonesia di tengah pandemi ini. Presiden Joko Widodo disebutnya sudah menunjukkan etiket baik dengan menjadi orang pertama yang divaksin
Ia mengaku tak masalah dengan adanya orang yang menolak vaksinasi, tetapi menilai Natalius Pigai seharusnya tak menyampaikannya kepada publik. "Jangan diekspos keluar sehingga menimbulkan provokasi seakan-akan vaksin ini tidak baik, vaksin ini berbahaya," ujar Ambroncius Nababan.