Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dipecat dari Keraton, Yudhaningrat: untuk Muluskan Suksesi Putri Sultan HB X

image-gnews
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X seusai melakukan pertemuan di Kepatihan, Yogyakarta, Jumat, 16 Oktober 2020, antara lain membahas digitalisasi aksara Jawa. Kredit: ANTARA/HO Humas Pemda DIY
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X seusai melakukan pertemuan di Kepatihan, Yogyakarta, Jumat, 16 Oktober 2020, antara lain membahas digitalisasi aksara Jawa. Kredit: ANTARA/HO Humas Pemda DIY
Iklan

Kata ‘istri’ dalam daftar riwayat hidup itu kemudian dipersoalkan dan akhirnya digugat. Sebab, secara tak langsung merujuk bahwa calon gubernur dan wakil gubernur harus laki-laki. Setahun kemudian, yakni tahun 2017, MK mengabulkan gugatan itu dan menghapus kata 'istri' dalam pasal itu.

"Saya sampai bertengkar dengan hakim MK waktu itu, kalau kata 'istri' dihapus justru menabrak peraturan perundangan yang sudah ada," ujar Yudha.

Sebab, pembelaaan Yudha saat itu, dalam UU Keistimewaan khususnya pasal 18 poin 1.c UU Keistimewaan DIY itu, jelas mengatur jika gubernur DIY ditetapkan kepada yang saat itu bertakhta sebagai Sultan Hamengku Buwono atau raja keraton.

"Waktu (pasal 18 digugat MK) itu saya minta hakim membaca seluruh pasal (tidak hanya aturan pada huruf m), wong disebutkan kalau yang namanya gubernur DIY itu harus sultan bertahta secara sah sesuai paugeran yang ada (laki-laki)," ujarnya.

Dalam UU Keistimewaan itu juga menyebut yang dimaksud Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat adalah warisan budaya bangsa yang berlangsung secara turun-temurun dan dipimpin oleh Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senapati Ing Ngalaga Ngabdurrakhman Sayidin Kalifatullah Panatagama adalah Sultan Hamengku Buwono.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pengesahan (penghapusan huruf m pasal 18 UU Keistimewaan) itu semakin merusak tatanan adat Keraton," ujar Yudhaningrat.

Yudhaningrat menuturkan dengan tersingkirnya dirinya dan Prabukusumo dari Keraton pasca pemecatan itu, ia menganggap Keraton (Sultan HB X) memang sudah tak punya pembangkang kuat jika hendak melakukan suksesi sesuai pilihannya.

"Ya saya dan mas Prabusumo kan seperti TO (target operasi) nya Keraton yang dipimpin Pak Bawono (Sultan HB X) saat ini," ujarnya.

Tersingkirnya Prabukusumo dan Yudhaningrat menyisakan segelintir pangeran saja dalam struktural Keraton Yogya saat ini yang tak setuju Sabda Raja itu.

Satu diantara yang tersisa di struktural itu adalah adik kandung Sultan HB X sendiri yakni KGPH Hadiwinoto yang menjabat sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan Parasraya Budaya Keraton.

Bidang Hadiwinoto ini lebih strategis dan krusial dibanding yang diemban Prabukusumo dan Yudhaningrat sebelum dipecat.

Hadiwinoto mengurusi administrasi dan legalisasi tanah-tanah Sultan Ground yang tersebar di DIY.

Hadiwinoto juga punya jabatan prestisius yakni sebagai Lurah Pangeran Kraton Yogyakarta atau isitilahnya kepala paguyuban putra-putri HB IX.

Disinyalir, posisi Hadiwinoto lebih aman meski menentang Sabda Raja karena ia menjadi orang satu satunya yang telah disahkan oleh notaris sebagai pihak yang berwenang mengurusi berbagai persoalan menyangkut tanah-tanah Sultan Ground atau SG yang sampai kini masih berlangsung sertifikasinya.

"Masalahnya kalau menyangkut tanah SG yang teken kan harus mas Hadiwinoto, beliau juga sudah disahkan notaris statusnya sebagai satu satunya yang berwenang mengurusi tanah," ujar Yudha.

Yudha menuturkan, dengan tersingkirnya ia dan Prabukusumo, memang seolah tinggal Hadiwinoto yang masih berpeluang menjadi raja Keraton berikutnya.

Terlebih jabatan Hadiwinoto adalah lurah pangeran bergelar kanjeng gusti.

"Kalau merunut nasab Keraton, seharusnya kandidat terkuat (pengganti raja berikutnya) ya Gusti Hadiwinoto, apalagi beliau satu ibu satu bapak dengan Sultan HB X," ujarnya.

Namun, Hadiwinoto termasuk gerbong yang melawan Sabda Raja HB X.

Pengamat yang juga Dosen Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Bayu Dardias Kurnia turut menganalisa peta suksesi Keraton Yogya dari kasus pemecatan dua adik HB X itu.

Bayu tak menepis kandidat terkuat dari 10 putra-putri Sultan HB IX yang yang paling berpeluang menggantikan HB X memang adik kandung Sultan HB X yakni KGPH Hadiwinoto jika suksesi ditarik garis darah laki-laki paling berhak.

"Tapi suksesi itu kan hak prerogratif Sultan HB X, siapa yang akan ditunjuk (jadi raja) terserah beliau," ujar Bayu kepada Tempo.

Bayu menilai, Hadiwinoto bisa menjadi raja berikutnya hanya jika suksesi Keraton disepakati menyamping atau ke adik Sultan, bukan secara vertikal atau ke anak Sultan. Mengingat HB X tak memiliki anak laki-laki.

"Kalau suksesi menyamping, kandidat jadi banyak, karena ada 10 pangeran termasuk Hadiwinoto yang merupakan putra HB IX," ujarnya.

Namun pandangan Bayu, Sultan HB X tidak menghendaki suksesi Keraton Yogyakarta ke samping. Sultan mengarah suksesi ke depan tetap ke bawah- perempuan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

10 jam lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

20 jam lalu

Tersangka mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto saat mencoblos di TPS 901 di Rumah Tahanan Negara Klas I Salemba Cabang KPK, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. KPK berkerjasama dengan KPU Provinsi DKI  Jakarta memberikan fasilitas bagi 75 tahanan korupsi untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

KPK kembali menetapkan bekas pejabat Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana pencucian uang atau TPPU.


Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

23 jam lalu

Bus jurusan Yogyakarta - Pati terbakar di Ring Road Barat Sleman Yogyakarta pada Kamis (18/4). Dok. Istimewa
Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

Temuan sementara kepolisian, komponen yang pertama kali terbakar dari bus itu diduga di bagian mesin.


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

1 hari lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

1 hari lalu

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

Yogyakarta adalah destinasi wisata yang memukau dan layak dikunjungi. Kekayaan budaya dan ragam kulinernya yang enak menjadi alasan terbaik untuk berlibur ke kota ini.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

1 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

1 hari lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

2 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang berada di kamar hotel. Unsplash.com/Eunice Stahl
Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.