TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyebut, terlambatnya data masuk dari daerah menjadi salah satu penyebab penambahan kasus harian tercatat semakin tinggi per harinya. Sejak 8 Januari lalu, penambahan kasus harian berkisar di angka 10 ribu.
Bahkan pada Sabtu pekan lalu, mencapai rekor tertinggi sebanyak 14.224 kasus. "Kenaikan tambahan kasus harian sangat tinggi, bahkan tertinggi sejak Covid-19 pertama kali masuk, salah satunya disebabkan verifikasi data terlambat masuk," ujar Wiku dalam konferensi pers, Selasa, 19 Januari 2021.
Kasus harian yang menembus angka 14 ribu itu, kata Wiku, paling banyak disumbang oleh Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi Selatan. Menurutnya, keterlambatan integrasi data menyebabkan penumpukan pada pelaporan data sehingga kasus harian tercatat melonjak.
Baca: Menteri Agama Minta Jemaah Haji 2021 Diprioritaskan dalam Vaksinasi Covid-19
"Pemerintah terus berupaya memperbaiki ini. Kementerian Kesehatan tengah memilah data yang masuk 11-17 Januari dan data yang terlambat masuk dari minggu-minggu sebelumnya," ujar dia.
Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah, kata Wiku, harus terus memperbaiki integrasi data Covid-19 sehingga mengurangi celah dan keterlambatan data pusat dan daerah. "Saya minta ke depan tidak ada lagi toleransi terhadap delay atau keterlambatan data, karena ini sangat krusial dalam pengambilan keputusan," tuturnya.
DEWI NURITA