TEMPO.CO, Jakarta-Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat merotasi sejumlah anggotanya, seperti Ihsan Yunus, Ribka Tjiptaning, dan Johan Budi Sapto Pribowo. Rotasi ini tertuang dalam surat yang diteken Ketua Fraksi PDIP DPR Utut Adianto dan Sekretaris Fraksi PDIP DPR Bambang Wuryanto pada hari ini, Senin, 18 Januari 2021.
Utut Adianto membenarkan perpindahan tersebut. "Benar," kata dia saat dikonfirmasi. Namun Utut tak menjelaskan alasan rotasi tersebut.
Dalam layang bernomor 04/F-PDIP/DPR-RI/I/2021 yang ditujukan pimpinan DPR itu, fraksi partai banteng merotasi lima kadernya. Ihsan Yunus dipindahkan dari posisi Wakil Ketua Komisi VIII DPR menjadi anggota Komisi II.
Kemudian, Ribka Tjiptaning Proletariyati dirotasi dari Komisi IX ke Komisi VII, Johan Budi dari Komisi II ke Komisi III, Gilang Dhielafararez dari Komisi VI ke Komisi III, dan Marinus Gea dari Komisi III ke Komisi XI. "Perubahan penugasan ini terhitung sejak tanggal 18 Januari 2021, selanjutnya apabila ada perubahan akan disampaikan kemudian," demikian tertulis dalam surat.
Ihsan Yunus belakangan ini disorot lantaran diduga terkait dengan kasus korupsi bantuan sosial yang menyeret Menteri Sosial Juliari Batubara. Wakil Ketua Komisi Sosial DPR ini disinyalir terafiliasi dengan sejumlah perusahaan penyedia bantuan sosial.
Dikutip dari Koran Tempo edisi Senin, 18 Januari 2021, Ihsan disebut memperoleh jatah 4,6 juta paket bansos senilai Rp 1,3 triliun. Komisi Pemberantasan Korupsi telah menggeledah rumah keluarga Ihsan Yunus di Jalan Hankam Raya, Jakarta Timur sepanjang pekan lalu. Ihsan membantah tuduhan terlibat dalam korupsi bansos.
Adapun Ribka Tjiptaning juga menuai perhatian setelah pernyataannya menolak vaksinasi Covid-19 saat Rapat Kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ribka mempertanyakan masalah uji klinis yang belum rampung oleh PT Bio Farma (Persero).
Selain itu, Ribka juga menyebut vaksin Sinovac yang kini digunakan di Indonesia adalah barang rongsokan di negara asalnya, Cina. Ribka mewanti-wanti agar jangan sampai rakyat diberi vaksin yang belum tentu aman.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | KORAN TEMPO