Selain kerugian harta benda, Kisworo berkata, petani juga mengalami kerugian, seperti petani di Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar. Pada musim tanam tahun ini, kata dia, benih padi ikut terganggu. “Belum lagi daerah lain ikan tambak, ternak, dan lainnya. Pemerintah ke depan harus menyiapkan bibit gratis agar musim tanam tidak terganggu,” ucapnya.
Kebutuhan sekarang yang sangat penting dan mendesak untuk segera ditangani korban banjir ialah evakuasi dan penuhi hak-hak dasarnya. ”Daerah yang harus segera ditangani Kabupaten HST, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut yang paling parah. Akses yang susah ditembus, segera gunakan helikopter,” tutur Kisworo.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman, meminta petani tidak cemas karena Pemprov Kalsel sudah menyiapkan bantuan bibit untuk petani yang lahannya kebanjiran. Ia menjamin banjir tidak mengganggu stok pangan di Kalsel.
”Yang terendam dan terdampak kalau 1-2 hari ini surut Insyallah masih banyak yang bisa diselamatkan tanamannya dari puso. Stok pangan kita aman untuk 4 bulan ke depan,” kata Syamsir Rahman.
Menurut dia, stok beras di Bulog hampir 10 ribu ton dan gabah hampir 100 ton. “Kemudian di penggilingan dan lumbung pangan juga masih tersedia dan aman 4 bulan ke depan,” ujar Syamsir Rahman.
Pakar kebijakan publik dari Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin, Muhammad Uhaib As’ad, berkata banjir Kalsel dipicu eksploitasi alam yang sangat massif. Menurut Uhaib, masyarakat sudah kebingungan harus bersikap seperti apa atas banjir di Kalimantan Selatan.
Uhaib menyatakan ada persoalan regulasi negara yang tidak sama sekali memberi manfaat keuntungan bagi masyarakat daerah penghasil tambang, khususnya batubara. "Justru yang terjadi dampak negatif, misalnya kebakaran hutan, banjir, dan hilangnya sumber pendapatan masyarakat lokal,” ujar Uhaib menanggapi banjir Kalsel.
Baca juga: Jokowi: Ini Banjir Terbesar di Kalimantan Selatan Sejak 50 Tahun
DIANANTA P SUMEDI