Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PAPDI Rekomendasikan Orang Sakit Demam dan Infeksi Tak Ikut Vaksinasi Covid-19

image-gnews
Petugas kesehatan mengikuti simulasi uji coba vaksinasi COVID-19 di Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe, Aceh, Kamis, 7 Januari 2021. Simulasi itu digelar untuk memastikan kesiapan yang dimulai dari alur proses vaksinasi, kesiapan tenaga medis, observasi dan penerapan protokol kesehatan. ANTARA/Rahmad
Petugas kesehatan mengikuti simulasi uji coba vaksinasi COVID-19 di Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe, Aceh, Kamis, 7 Januari 2021. Simulasi itu digelar untuk memastikan kesiapan yang dimulai dari alur proses vaksinasi, kesiapan tenaga medis, observasi dan penerapan protokol kesehatan. ANTARA/Rahmad
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Persatuan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mengeluarkan rekomendasi tentang pasien berpenyakit apa saja yang bisa, belum, dan tidak dapat ikut vaksinasi Covid-19. Khususnya terkait dengan CoronaVac, vaksin buatan Sinovac dari Cina. “Satu-satunya yang tidak layak adalah orang yang lagi sakit demam, infeksi, itu tidak layak,” kata Arto Yuwono dari PAPDI, Selasa, 12 Januari 2021.

Sebelumnya PAPDI telah menyampaikan rekomendasi tersebut yang kemudian dituangkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit keluaran 2021. Namun menurut Arto, rekomendasi itu bersifat living document atau bisa berubah berdasarkan hasil riset-riset ilmiah terbaru. “Jadi belum bisa dibuat rekomendasi yang pasti,” ujar dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung itu.

Menurutnya, rekomendasi yang telah dikeluarkan berdasarkan hasil uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac di Cina, kemudian hasil sementara fase 3 di Bandung. Bahannya dari protokol uji klinis itu oleh tim riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Selain itu keterangan dari beberapa dokter anggota PAPDI yang terlibat dalam riset uji klinis. “PAPDI mendengarkan pendapat mereka,” kata Arto.

Setelah keluar hasil sementara uji klinis tahap tiga di Bandung, menurutnya bisa ada perubahan rekomendasi. Dalam rekomendasi yang dikeluarkan PAPDI, banyak kategori pasien dengan penyakit tertentu yang dinyatakan belum layak divaksinasi Covid-19. “Kebanyakan karena ketersediaan datanya belum cukup,” ujar Arto.

Rekomendasi dari PAPDI itu adalah, orang yang berpenyakit reaksi anafilaksis atau suatu reaksi alergi yang parah dan berpotensi mengancam nyawa, dan alergi obat dinyatakan layak untuk diberi vaksin Sinovac. Catatannya perlu ada perhatian khusus pada orang yang memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik, neomicin, polimiksin, streptomisin, dan gentamisin, terutama pada vaksin yang mengandung komponen antibiotik tersebut.

Orang yang alergi makanan juga dinilai layak divaksin Sinovac karena tidak menjadi kontradiksi. Pasien asma bronchial yang terkontrol termasuk layak divaksin, kecuali asma bronchial akut. PAPDI menyarankan untuk penundaan vaksinasi hingga penyakitnya terkontrol baik. Pasien rhinitis alergi, urtikaria, dan dermatitis atopi juga layak divaksin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyakit autoimun sistemik dinyatakan belum layak. Pasiennya tidak dianjurkan diberi vaksinasi Covid-19 sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi. Ketentuan serupa berlaku bagi pasien sindroma Hiper IgE. Adapun pasien HIV dinyatakan layak divaksinasi walau tingkat jenis sel darah putih atau CD4 kurang dari 200. Karena kondisinya yang dapat membuat kekebalan tubuh tidak maksimal, dianjurkan untuk mengulang vaksinasi saat CD4 lebih dari 200.

Beberapa penyakit lain yang layak ikut vaksinasi adalah paru obstruktif kronik, tuberkulosis, kanker paru, dan interstitial lung disease, penyakit hati, diabetes mellitus. Dalam catatan PAPDI, bagi pederita diabetes mellitus tipe 2 terkontrol dan HbA1C dibawah 58 mmol/mol atau 7,5 persen dapat diberikan vaksin. Termasuk orang dengan penyakit gangguan psikosomatis dan pendonor darah.

Penyakit lain yang belum layak ikut vaksinasi Sinovac yaitu infeksi akut yang ditandai dengan demam akan menjadi kontradiksi vaksinasi. Kemudian penyakit ginjal kronis, pasien tranplantasi ginjal, sindroma netrotik, hipertensi, gagal jantung, penyakit jantung koroner, penyakit-penyakit gastrointestinal, hipertiroid, penyakit kanker, kelainan hematologi, dan pasien hematologionkologi yang mendapatkan terapi jangka panjang. Contoh pasien itu misalnya mengidap leukemia granulositik kronis, myeloma multiple, juga anemia hemolitik autoimun.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kasus DBD Melonjak, Pemberian Vaksin DBD Pertama di Pulau Jawa Digeber di Kabupaten Probolinggo

4 hari lalu

Ilustrasi vaksin DBD (demam berdarah). Shutterstock
Kasus DBD Melonjak, Pemberian Vaksin DBD Pertama di Pulau Jawa Digeber di Kabupaten Probolinggo

Pemberian vaksin DBD dilakukan bertahap dan bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) untuk menyasar 1.120 anak di Kabupaten Probolinggo.


Sudah Pernah Terkena DBD, Bisakah Terinfeksi Lagi?

10 hari lalu

Petugas kesehatan Puskesmas melakukan fogging (pengasapan) dan membasmi sebaran sarang nyamuk Aedes Aegepty, di lingkungan RT.9 RW 8 Kampung Baru I Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 29 Mei 2024. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat tajam mencapai 7.142 orang terjangkit dan 15 orang meninggal dunia terdiri anak - anak dan orang tua lanjut usia, selain itu pemerintah mengingatkan kepada masyarakat selalu rajin melakukan langkah antisipasi untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan upaya 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal masing - masing. TEMPO/Imam Sukamto
Sudah Pernah Terkena DBD, Bisakah Terinfeksi Lagi?

Sebagian orang yang pernah terinfeksi DBD beranggapan mereka sudah kebal, tidak akan terinfeksi lagi. Bagaimana faktanya?


Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

14 hari lalu

Ilustrasi luka
Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

Setiap tahun diperkirakan 350 ribu warga AS meninggal dunia karena sepsis, di bawah penyakit jantung (700.000) dan kanker (600.000).


5 Fakta Vaksin Mpox di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui

15 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
5 Fakta Vaksin Mpox di Indonesia yang Perlu Anda Ketahui

Vaksin Mpox di Indonesia menjadi bagian penting dari strategi untuk mencegah penyebaran virus cacar monyet di tengah meningkatnya jumlah kasus.


Siapa Saja yang Diprioritaskan Mendapatkan Vaksin Mpox?

15 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Siapa Saja yang Diprioritaskan Mendapatkan Vaksin Mpox?

Sesuai dengan anjuran WHO, vaksin Mpox hanya akan diberikan kepada kelompok yang berisiko tinggi.


Hari Pertama Vaksinasi Polio di Gaza, Capai Lebih dari 72.000 Anak di Tengah Gempuran Israel

16 hari lalu

Seorang bocah Palestina divaksinasi polio di pusat layanan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah, 1 September 2024. REUTERS/Hussam Al-Masri
Hari Pertama Vaksinasi Polio di Gaza, Capai Lebih dari 72.000 Anak di Tengah Gempuran Israel

Urgensi kampanye vaksinasi diperkuat dengan konfirmasi kasus polio pertama di Gaza dalam 25 tahun pada bulan lalu


Pemerintah Pantau Mekanisme Penyebaran Cacar Monyet

19 hari lalu

Ilustrasi virus cacar monyet. Kasus positif pertama di Indonesia dalam wabah cacar monyet yang terbaru di dunia saat ini telah ditemukan pada Sabtu, 20 Agustus 2022. (Pixabay)
Pemerintah Pantau Mekanisme Penyebaran Cacar Monyet

Praktisi kesehatan mengimbau mekanisme penularan cacar monyet atau Mpox perlu terus dipantau pemerintah untuk mencegah penyebaran.


WHO Umumkan Jeda Kemanusiaan Khusus untuk Vaksinasi Polio di Gaza

19 hari lalu

Seorang anak Palestina terlihat sedang diperiksa oleh seorang dokter di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, di tengah kekhawatiran penyebaran polio setelah kasus pertama dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan, saat konflik antara Israel dan Hamas terus berlanjut, di Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah, 18 Agustus 2024. REUTERS/Ramadan Abed
WHO Umumkan Jeda Kemanusiaan Khusus untuk Vaksinasi Polio di Gaza

Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan kasus polio pertama yang terkonfirmasi di Jalur Gaza dalam 25 tahun di Kota Deir al-Balah.


Kemenkes Utamakan Vaksinasi Mpox untuk Kelompok Resiko Tinggi, Siapa Saja?

21 hari lalu

Sebaran mikrograf elektron dari partikel-partikel virus mpox (warna hijau laut) dalam sel yang terinfeksi. Sumber: NIAID
Kemenkes Utamakan Vaksinasi Mpox untuk Kelompok Resiko Tinggi, Siapa Saja?

Vaksinasi Mpox atau cacar monyet menyasar beberapa beberapa kelompok sesuai rekomendasi WHO.


Cegah Penyebaran Mpox dengan Penyuluhan ke Masyarakat Luas

22 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Cegah Penyebaran Mpox dengan Penyuluhan ke Masyarakat Luas

Pakar mengatakan penyuluhan kesehatan ke masyarakat luas dapat menjadi salah satu langkah mengendalikan Mpox di Indonesia.