TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui ada kendala dalam distribusi vaksin Covid-19 ke daerah. Budi mengatakan kendala ini ditemui saat pengiriman 1,2 juta dosis vaksin Sinovac ke daerah pada tahap pertama.
Menurut Budi, ketika itu ada delapan provinsi yang belum dapat menerima semua jatah vaksin karena jaringan distribusi rantai dingin serta kapasitas penyimpanan di daerah.
"Rupanya kami tahu mengenai jaringan distribusi rantai dinginnya yang ada di kami kurang lengkap. Ini merupakan kendala karena baru 1,2 juta (dosis) sudah tidak mampu," kata Budi saat Rapat Kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 12 Januari 2021.
Budi berujar saat ini masih ada dua provinsi yang belum rampung, yakni Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Dia menyebut Kementerian masih terus berkomunikasi dengan pemerintah daerah terkait kapasitas penyimpanan rantai dingin ini.
"Kami masih terus diskusi dengan Kadis (Kepala Dinas Kesehatan) Sumut dan Kadis Sumsel, karena kapasitas penyimpanan rantai dingin belum cukup, kami baru bisa kirim sebagian," ucap dia.
Budi Gunadi mengakui ada kekhawatiran daerah akan kian tertekan jika harus menerima pengiriman vaksin tahap berikutnya.
"Yang kami khawatirkan ini baru batch 1,2 juta, kalau nanti kami kirim batch 1,8 juta nanti tinggi lagi tekanannya. Apalagi dengan 17 juta. Jadi teman-teman komunikasi dengan daerah-daerah terkait kapasitas rantai penyimpanan dinginnya," ujar Budi.
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac harus disimpan di tempat penyimpanan dengan kisaran suhu 2 hingga 8 derajat Celcius agar tetap terjaga kualitasnya. Juru bicara Program Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, sebelumnya mengklaim daerah sudah memiliki fasilitas penyimpanan sehingga siap menerima vaksin Covid-19.
Nadia mengatakan sarana prasarana ini sudah dimiliki daerah sejak adanya program imunisasi anak. "Artinya secara fasilitas sudah siap untuk menampung vaksin Sinovac," kata Nadia saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 2 Januari 2021.