TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan terjadi kenaikan kasus aktif Covid-19 sebesar 30-40 persen setiap kali usai libur panjang. Dia pun memperkirakan lonjakan kasus Covid-19 imbas libur panjang akhir tahun akan terjadi pada pekan keempat bulan Januari.
"Saya rasa peak-nya akan kena minggu keempat Januari, bisa geser ke minggu ketiga, bisa geser ke minggu pertama Februari," kata Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 12 Januari 2021.
Budi menjelaskan, menurut pengamatannya, dari total kasus aktif Covid-19 dibutuhkan sekitar 30 persen tempat tidur rumah sakit. Dia mencontohkan, ada sekitar 50 ribu kasus aktif Covid-19 pada awal November 2020. Ketika itu jumlah tempat tidur rumah sakit yang diperlukan sebanyak 15 ribu.
Dengan jumlah kasus aktif sebanyak 120 ribu kasus sekarang, Budi pun memprediksi ada kebutuhan tempat tidur rumah sakit menjadi 36 ribu. "Itu menyebabkan kenapa banyak tempat tidur Covid-19 penuh dan orang tak dapat," kata Budi.
Budi mengatakan Kementerian pun telah melakukan antisipasi untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19 imbas libur panjang. Dia berujar, cara paling cepatnya ialah menaikkan kapasitas tempat tidur rumah sakit dengan mengkonversikan ruangan yang ada.
Budi menyebut ada 14 ribu tempat tidur dari seluruh rumah sakit yang ada di bawah Kementerian Kesehatan. Namun yang dialokasikan untuk pasien Covid-19 baru sebanyak 2.700 tempat tidur atau tak sampai 12 persen.
Budi mengaku telah menandatangani surat yang meminta rumah sakit-rumah sakit di bawah Kemenkes untuk secara temporer menambah kapasitas tempat tidur bagi pasien Covid-19 dari 20 persen menjadi 30-40 persen. Dia mengklaim akan ada penambahan sekitar 1.400 tempat tidur baru dari kebijakan ini.
"Saya sudah bicara dengan asosiasi rumah sakit swasta dan rumah sakit daerah agar melakukan hal sama, agar bisa menampung pasien yang masuk," ujar Budi.
Selain itu, Budi mengatakan tempat tidur di rumah sakit diperuntukkan pasien Covid-19 dengan kategori sedang dan tinggi. Adapun pasien dengan kategori ringan, misalnya yang tak mengalami sesak napas dan suhu masih normal, sebaiknya diisolasi di tempat selain rumah sakit.
Menurut Budi, ia pun telah meminta pemerintah daerah agar menyiapkan tempat isolasi tersentralisasi. Seperti Wisma Atlet di Jakarta atau Wisma Haji di Surabaya. "Bagi yang mampu bisa di tempat isolasi mandiri, mungkin punya kamar khusus. Bagi yang tidak mampu atau terlalu padat rumahnya perlu dibuatkan isolasi tersentralisasi," kata dia.
Budi juga membeberkan strategi mengatasi semakin terbatasnya tenaga kesehatan karena kelelahan, terpapar Covid-19, bahkan meninggal. Mantan Wakil Menteri BUMN ini mengatakan akan membuat kebijakan agar para calon perawat yang telah lulus studi dapat langsung bekerja tanpa menunggu sertifikat tanda registrasi (STR).
Adapun terkait kekurangan dokter ahli, Menkes mengatakan akan membentuk Covid-19 board di masing-masing rumah sakit. "Sehingga dokter umum bisa dilatih untuk memerankan peran tadi, jadi tidak usah kita hentikan layanan karena tidak ada dokter spesialis," ujar Budi.
BUDIARTI UTAMI PUTRI