TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dirinya sengaja menjadi relawan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 Sinovac untuk menjawab keraguan atas vaksin.
“Supaya menyemangati orang-orang yang masih tidak yakin. Itulah kenapa alasan kita jadi relawan dulu, itu juga sebenarnya untuk menjawab pertanyaan itu. Kalau kami tidak itu ikut, pertanyaan tadi saya tidak bisa jawab, nanti disangka konspirasi,” kata Ridwan di Bandung, Senin, 11 Januari 2021.
Ridwan Kamil mengatakan, dirinya sudah menjalani dua kali penyuntikan vaksin Covid-19 Sinovac sebagai relawan uji klinis.
Dia membeberkan yang dirasakannya setelah menerima suntik vaksin Covid-19. Saat menerima suntikan pertama dirasanya pegal. “Kalau ditanya, sebagai lelaki usia 49, hanya linu pegel selama satu jam. Itu saya jujur apa adanya karena jarumnya tidak kecil. Kalau jarum ngambil darah memang kecil, tapi kalau jarum vaksin agak besar sedikit,” kata dia.
Selain itu, dia sempat merasa lebih ngantuk dari biasanya pada tiga hari pertama setelah menerima vaksin. “Kalau saya, tiga hari mengantuk, menjelang maghrib. Biasanya tidak pernah. Hanya itu saja,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan mengaku tidak merasakan perubahan pada fisiknya setelah menerima dua kali suntikan vaksin Covid-19. Dia tidak mengalami bengkak, demam sebagaimana dikhawatirkan sebagian orang.
Dia mengatakan, publik bisa melihat aktivitasnya pasca penyuntikan tersebut. “Kami yang jadi relawan ini tiap minggu hadir dalam rapat, dimonitor wartawan. Mobilitas kami juga tinggi. Tentulah kami juga melengkapi kebugaran ini dengan olahraga. Dua, suplemen vitamin dan lain-lain, itulah tambahan sekedar untuk menguatkan,” kata dia.
Ridwan Kamil mengajak agar tidak perlu khawatir dengan vaksin Covid-19.