TEMPO.CO, Jakarta - Tim Gabungan Pencari Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu 9 Januari 2021, telah berhasil menemukan jejak pesawat. Dalam pencarian gabungan ini, setidaknya 2.123 personel dilibatkan.
"Jumlah orang untuk mendaftarkan diri dalam misi kemanusiaan ini, seluruhnya adalah 2123 orang. Yang meliputi awak kapal, pesawat, ada penyelam, dan macam-macam. Itu jumlah yang terlibat dalam pencarian hari ini," kata Direktur Operasi Basarnas Brigadir Jenderal Rasman, di JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 10 Januari 2021.
Pencarian hari ini telah menemukan sejumlah puing yang diduga merupakan bagian dari pesawat tersebut. Puing ditemukan di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang. Bahkan sejumlah bagian tubuh, juga disebut ditemukan di sekitar lokasi.
Pencarian memang tergolong cukup besar. Setidaknya 100 kapal, mulai dari kapal besar hingga kecil dilibatkan dalam pencarian. Kapal-kapal itu berasal dari Kementerian Perhubungan, TNI Angkatan Laut, Bakamla, hingga Polri.
"Ada 50 kapal dan skala kecil jumlah keseluruhannya 100. Sebagian besar masih berada di lokasi pencarian dan pertolongan," kata Rasman.
Rasman mengatakan pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air jatuh tetap akan dilakukan meski memasuki malam hari. Meski begitu, ia mengatakan pencarian black box pesawat akan dihentikan sementara.
"Hanya mungkin, yang kita batasi adalah penyelaman di bawah air. Karena dengan kondisi gelap, saya pikir tidak efektif untuk melakukan pencarian di malam hari," kata Rasman.