TEMPO.CO, Jakarta - Tim pencari dari TNI Angkatan Udara optimistis akan segera menemukan titik jatuh (impact) Pesawat Sriwijaya Air SJ182, yang hilang di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu, 9 Januari 2021. Keyakinan ini didasarkan dari pantauan udara yang mereka laksanakan pada Ahad pagi, 10 Januari 2021.
"Sekali lagi memang belum nampak hal yang besar, tapi saya yakin kita akan segera menemukan di mana titik impact pesawat itu. Kalau dilihat dari udara," ujar Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Muda Henri Alfiandi, saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Ahad, 10 Januari 2021.
Henri mengatakan keyakinan ini karena tim pencari via udara menemukan adanya anomali perubahan atau kontras warna permukaaan laut, di titik yang mereka cari. Titik pencarian yang dijelajahi oleh timnya ada di 055523 Lintang Selatan dan 1063605 Bujur Timur, atau di sekitar Selatan Pulau Laki.
"Saya berasumsi, bahwa itu adalah tumpahan minyak. Sangat jelas sekali. Anomali perubahan kontras itu dan luas sekali jangkauannya karena kurang lebih 18 jam. Kira-kira itu tumpahan minyak bahan bakar pesawat," kata Henri.
Mereka juga melihat dari udara sejumlah serpihan yang diduga bagian pesawat. Meski belum dapat disimpulkan, namun menyebut serpihan itu tersebar dalam jumlah yang cukup besar. Temuan ini juga telah dilaporkan pada Kepala Staf Angkatan Laut, yang ikut memimpin pencarian di laut.
"Saya optimis stakeholder ataupun satuan lain bisa segera menemukan khususnya di laut yang memiliki alat sonar. Kita doakan bersama black box sudah bisa ditemukan dengan cepat dan bisa segera menemukan titiknya. Hingga evakuasi korban dapat segera ditemukan," kata Henri.
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 hilang kontak saat memasuki perairan Kepulauan Seribu, Sabtu, 9 Januari 2021 pukul 14.37 WIB. Diduga pesawat jatuh di sekitar sana. Basarnas mulai bergerak mencari pesawat pada pukul 17.30 WIB.