TEMPO.CO, Bandung- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku sedang mengupayakan menekan tingkat keterisian ruang rawat inap rumah sakit rujukan Covid-19 yang kini sudah menembus angka 78 persen. “Gak ada kesulitan. Itu sedang berproses saja,” kata dia, di Bandung, Rabu, 6 Januari 2021.
Ridwan Kamil mengatakan, salah satu upayanya memindahkan pasien Covid-19 yang menunjukkan gejala ringan yang dirawat di ruang rawat inap kategori hijau di rumah sakit rujukan. “Kita geser dari zona hijau, itu artiya dia Covid tapi komorbid rendah, itu sudah mulai digeser lagi proses,” kata dia.
Upaya lain menambah kapasitas rumah sakit dengan mengaktifkan rumah sakit darurat. Salah satu yang akan beroperasi misalnya fasilitas milik TNI Angkatan Darat di Secapa, Kota Bandung, yang difungsikan menjadi rumah sakit darurat.
“Mungkin minggu depan prosentase akan turun ke 60-an (persen),” kata Ridwan Kamil.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Jawa Barat, Marion Siagian mengatakan, tingkat keterisian atau bed ocupancy ratio (BOR) rumah sakit di Jawa Barat saat ini sudah menembus hampir 79 persen. “Pokoknya total 79 persen untuk Jawa Barat,” kata dia, di Bandung, Rabu, 6 Januari 2021.
Marion mengatakan, rata-rata tingkat keterisian ruang rawat inap untuk kategori hiju, merah, dan kuning di rumah sakit rujukan sudah relatif tinggi. “Sama ya, semua tinggi,” kata dia.
Marion mengatakan, salah satu yang tengah dikejar adalah pengoperasian rumah sakit darurat yang memanfaatkan fasilitas gedung Secapa TNI Angkatan Darat di Kota Bandung. “Sedang dipersiapkan jadi rumah sakit darurat,” kata dia.
Marion mengatakan, targetnya rumah sakit darurat tersebut akan memiliki kapasitas 200 tempat tidur. “Kurang lebih hampir 200 bed, tapi bertahap,” kata dia.
Tenaga kesehatan yang dilibatkan di sana sebagian berasal dair Rumah Sakit TNI Angkatan Darat Dustira di Kota Cimahi. “Dari TNI Rumah Sakit Dustira, dan ada relawan-relawan,” kata Marion.
Marion mengatakan, satu rumah sakit darurat juga sudah dipersiapkan untuk zona Bodebek. “Rencananya Pak Gubernur sudah menyampaikan di Asrama Haji Bekasi. Tapi ini masih dalam tahap persiapan, kita harus menghitung-hitung semua sumber daya,” kata dia.
Marion mengatakan, kendala penambahan kapasitas rumah sakit relatif bukan gara-gara peralatan. Tapi sebagian besar karena ketersediaan tenaga kesehatan. “Tenaga kesehatan, dan alat, tapi alat sih gak jadi masalah, tapi tenaga ini harus kita lihat. BNPB juga mau menyiapkan tenaga relawan. Relawanya ini nakes, dokter, perawat, dan lain-lain,” kata dia.
Data Satuan Tugas Penangan Covid-19 Jawa Barat per 4 Januari 2021 mencatat saat ini ada 308 rumah sakit yang menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Jumlah tempat tidur yang tersedia menembus 7.918 tempat tidur. Ruang rawat kategori hijau tersedia 3.622 tempat tidur keterisiannya 70,27 persen. Untuk kategori kuning 3.283 tempat tidur keterisian 87,15 persen. Selanjutnya kategori merah 1.003 tempat tidur dengan keterisian 79,16 persen. Sementara tempat tidur IGD tersedia 637 dengan keterisian 28,78 persen, serta 443 tempat tidur ICU dengan keterisian 71,33 persen.
AHMAD FIKRI