TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI mengatakan Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri telah memetakan pondok pesantren yang diduga terafiliasi jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Sejumlah pondok pesantren itu ditenggarai tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
"Kenyataannya memang ada di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono di kantornya, Jakarta Selatan, pada Rabu, 30 Desember 2020.
Kendati demikian, Rusdi tak merinci lokasi persis seluruh pondok pesantren tersebut. "Yang pasti sudah dipetakan oleh Densus 88," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono menyebut jaringan teroris JI merekrut kader baru yang umumnya adalah anak-anak muda cerdas dari beberapa pondok pesantren secara profesional. Target jaringan tersebut mendapatkan anak pondok dengan ranking 1-10 di untuk dijadikan pemimpin masa depan JI.
“Tiap angkatan 10-15 orang dari Pulau Jawa dan dari luar Pulau Jawa. Total sudah tujuh angkatan sebanyak 96 anggota muda yang dilatih di sejumlah sasana yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah," kata Argo lewat keterangan tertulis, Ahad, 27 Desember 2020.
Para kader muda itu dilatih bela diri menggunakan senjata tajam seperti samurai dan pedang. Termasuk juga menggunakan senjata api, merakit bom, menjadi ahli perbengkelan, ahli tempur sampai ahli sergap yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus.
ANDITA RAHMA | DEWI NURITA