Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Survei KPAI: Mayoritas Siswa Setuju Sekolah Tatap Muka

image-gnews
Petugas membersihkan ruangan kelas saat melakukan persiapan pembukaan sekolah tatap muka di SMA 30, Jakarta, Senin 14 Desember 2020. Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta memutuskan untuk memperbolehkan sekolah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Januari 2021. TEMPO/Subekti.
Petugas membersihkan ruangan kelas saat melakukan persiapan pembukaan sekolah tatap muka di SMA 30, Jakarta, Senin 14 Desember 2020. Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta memutuskan untuk memperbolehkan sekolah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Januari 2021. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 48.817 dari 62.448 peserta didik atau 78,17 persen responden setuju sekolah tatap muka muka dibuka pada Januari 2021. Sebanyak 6.241 siswa atau sekitar 10 persen menyatakan tak setuju dan 7.390 siswa atau sekitar 12 persen menyatakan ragu-ragu.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan responden yang setuju sekolah tatap muka dibuka Januari 2021 umumnya memberikan alasan sudah jenuh dengan pembelajaran jarak jauh dan butuh variasi dengan pembelajaran tatap muka. "Terutama untuk praktikum dan membahas materi-materi yang sangat sulit yang tidak bisa diberikan melalui PJJ," kata Retno dalam keterangan tertulis, Senin, 28 Desember 2020.

Menurut Retno, hampir 56 persen responden yang setuju sekolah tatap muka menyampaikan alasan ini, terutama siswa kelas 6 SD, kelas 9 SMP, dan kelas 12 SMA/SMK.

Adapun para responden yang tak setuju pembelajaran tatap muka dibuka Januari 2021, lanjut Retno, umumnya khawatir tertular lantaran kasus Covid-19 di daerah tempat tinggal mereka masih tinggi. Sebanyak 45 persen dari responden yang menolak sekolah tatap muka Januari 2021 menyatakan alasan ini.

Selain itu, sebanyak 40 persen responden yang menolak juga meragukan kesiapan sekolah dalam menyediakan infrastruktur dan protokol kesehatan untuk adaptasi kebiasaan baru.

Retno berujar survei dilakukan selama satu pekan pada 11-18 Desember 2020 dengan 62.448 siswa. Sebanyak 55 persen di antaranya merupakan responden laki-laki dan 45 persen responden perempuan.

Para responden berasal dari jenjang pendidikan SD (25.476 siswa atau 40,18 persen), SMP (28.132 siswa atau 46 persen). Kemudian SMA (3.707 siswa atau 5,6 persen), SMK (4.184 siswa atau 6,7 persen), dan siswa Sekolah Luar Biasa (49 siswa atau 0,08 persen), serta madrasah (900 siswa atau 1,44 persen).

Responden berasal dari 34 provinsi dengan mayoritas dari Pulau Jawa. Adapun provinsi dengan jumlah responden tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Jawa Timur, DI Yogyakarta. Disusul Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Banten, Bengkulu, dan lainnya.

Responden mengikuti survei dengan mengisi Google Form yang disebarkan melalui Whatsapp dan Facebook. Penyebaran kuisioner dibantu penggiat pendidikan dan para guru dalam jaringan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). "Survei singkat ini dibuat memang untuk mendengarkan suara anak-anak Indonesia," kata Retno.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Retno menuturkan survei juga menemukan bahwa masih minim persiapan untuk pembukaan sekolah. Dari 5,25 persen responden yang sudah mengikuti pembelajaran tatap muka, 8,04 persen di antaranya menyatakan tak ada wastafel atau tempat cuci tangan dalam bentuk apa pun di sekolahnya.

Kemudian, 67,31 persen siswa yang sudah sekolah tatap muka menyatakan tak pernah melihat ada bilik disinfektan di sekolahnya dan 52,67 persen menyatakan belum pernah melihat sosialisasi tertulis protokol kesehatan tertempel di lingkungan sekolah.

Sosialisasi lisan pun tercatat minim. Sebanyak 77,36 responden yang sudah sekolah tatap muka mengaku tak pernah mendapat sosialisasi secara lisan protokol kesehatan di sekolah. Mereka langsung masuk sekolah dengan ketentuan wajib memakai masker selama berada di lingkungan sekolah.

Sedangkan 22,64 persen responden menyatakan pernah menerima sosialisasi protokol kesehatan dari pihak sekolah sebelum dimulainya pembelajaran tatap muka, tetapi rata-rata hanya satu kali sosialisasi saja.

KPAI mendorong pemerintah pusat dan daerah mempersiapkan sungguh-sungguh rencana pembelajaran tatap muka agar sekolah tak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Retno meminta pemerintah melakukan pemetaan kesiapan setiap sekolah. "Meski zonanya hijau, tetapi sekolah belum siap, maka tunda PTM, tetap perpanjang PJJ, perlu keterlibatan aktif Gugus Tugas Covid-19 daerah," kata Retno.

Dia juga menyarankan agar pembelajaran tatap muka hanya untuk materi yang sulit, sangat sulit, dan memerlukan praktikum. Sedangkan materi sedang dan mudah diberikan lewat PJJ. Selain itu, KPAI menilai harus ada panduan bagi sekolah dan daerah saat akan menggelar pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh secara campuran.

"Sekolah harus didampingi dan didukung pendanaan untuk menyiapkan infrastruktur dan protokol kesehatan/SOP adapatsi kebiasaan baru (AKB) di satuan pendidikan. Kalau belum siap sebaiknya tunda buka sekolah pada Januari 2021," ujar Retno.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KPAI Akui Marak Kasus Bullying di Sekolah Elite, Pengaduan Mulai Bermunculan

5 hari lalu

Ilustrasi perisakan/bullying atau penganiayaan. Shutterstock
KPAI Akui Marak Kasus Bullying di Sekolah Elite, Pengaduan Mulai Bermunculan

KPAI menilai regulasi pencegahan bullying di satuan pendidikan, termasuk di sekolah-sekolah elite, belum optimal


Hasil Ekshumasi Afif Maulana Tewas karena Jatuh, KPAI Koordinasi dengan Dokter Forensik Keluarga

6 hari lalu

Tim Dokter Forensik Ekshumasi Afif Maulana melakukan pengecekan di Jembatan Kuranji, Kota Padang yang menjadi tempat ditemukannya bocah 13 tahun pada Minggu 9 Juni 2024 lalu. Pengecekan ini menjadi salah satu proses dari untuk menganalisis penyebeb kematian Afif Maulanan. TEMPO/ Fachri Hamzah.
Hasil Ekshumasi Afif Maulana Tewas karena Jatuh, KPAI Koordinasi dengan Dokter Forensik Keluarga

KPAI berencana melibatkan psikolog forensik untuk membantu menganalisis kasus kematian Afif Maulana.


Monitoring Kasus Perundungan, KPAI Panggil Binus School Simprug dan Kemendikbud

9 hari lalu

Komisioner KPAI, Diyah Puspitarini mendesak pengusutan kasus tewasnya MHS (15 tahun) dan anak (12 tahun) serta cucu (2 tahun) wartawan Tribrata TV, di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Monitoring Kasus Perundungan, KPAI Panggil Binus School Simprug dan Kemendikbud

KPAI memanggil pihak sekolah dan Kemendikbud untuk memastikan perlindungan anak dalam kasus perundungan di Binus School Simprug.


Transportasi Filipina Mogok Nasional, Tolak Program Modernisasi Pemerintah

10 hari lalu

Angkutan Umum Jeepney Filipina. wikipedia.org
Transportasi Filipina Mogok Nasional, Tolak Program Modernisasi Pemerintah

Aksi mogok skala nasional selama dua hari oleh pekerja industri transportasi dimulai di Filipina pada Senin hingga Selasa 24 September 2024


KPAI Minta Bareskrim Ikut Menyelidiki Kasus Kematian Anak di Medan yang Diduga Dianiaya Anggota TNI

11 hari lalu

Komisioner KPAI, Diyah Puspitarini mendesak pengusutan kasus tewasnya MHS (15 tahun) dan anak (12 tahun) serta cucu (2 tahun) wartawan Tribrata TV, di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
KPAI Minta Bareskrim Ikut Menyelidiki Kasus Kematian Anak di Medan yang Diduga Dianiaya Anggota TNI

KPAI meminta Bareskrim ikut mengusut kasus kematian MHS 15 tahun, yang tewas setelah diduga dianiaya anggota TNI.


Polda Sumbar dan Polresta Padang Lambat, KPAI Desak Bareskrim Tingkatkan Asistensi Kasus Afif Maulana

11 hari lalu

Suasana ekshumasi atau pembokaran makam Afif Maulana bocah 13  tahun di TPU Tanah Sirah, Kelurahan Tanah Sirah Piai Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis 8 Agustus 2024. Pembongkaran dan autopsi dilakukan oleh lima orang dokter forensik dari Perhimpunan Dokter Forensik Medikolegal Indonesia (PDFMI). Foto : TEMPO/Fachri Hamzah.
Polda Sumbar dan Polresta Padang Lambat, KPAI Desak Bareskrim Tingkatkan Asistensi Kasus Afif Maulana

Komisioner KPAI, Diyah Puspitarini mendatangi Bareskrim Mabes Polri minta asistensi kelanjutan kasus Afif Maulana.


Datangi Bareskrim, KPAI Minta Mabes Polri Terus Asistensi Kasus Afif Maulana

11 hari lalu

Komisioner KPAI, Diyah Puspitarini mendesak pengusutan kasus tewasnya MHS (15 tahun) dan anak (12 tahun) serta cucu (2 tahun) wartawan Tribrata TV, di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Datangi Bareskrim, KPAI Minta Mabes Polri Terus Asistensi Kasus Afif Maulana

Komisioner KPAI minta Mabes Polri intensifkan asistensi kasus kematian Afif Maulana (13 tahun). Hingga kini, hasil ekshumasi dan autopsi ulang belum diumumkan.


Santri di Sukoharjo Meninggal Dunia, Diduga Dapat Kekerasan dari Senior

15 hari lalu

Ilustrasi Pemukulan. shutterstock.com
Santri di Sukoharjo Meninggal Dunia, Diduga Dapat Kekerasan dari Senior

Aksi kekerasan antar santri kembali terjadi. Kali ini, seorang santri tewas diduga karena penganiayaan oleh seniornya.


KPAI Libatkan Polisi Cari Pihak yang Ajak Pelajar Demonstrasi Lawan Politik Dinasti

36 hari lalu

Ratusan pelajar STM melakukan aksi lanjutan Kawal Putusan MK dan menolak pengesahan revisi UU Pilkada menggeruduk Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Jumat 23 Agustus 2024. Aksi demonstrasi muncul setelah adanya upaya dari DPR yang disebut-sebut bakal menganulir putusan MK. Upaya anulir putusan MK itu dilakukan melalui agenda rapat Badan Legislasi atau Baleg DPR. Aksi demonstrasi dimulai pada Kamis, 22 Agustus 2024, yang diikuti berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa hingga koalisi sipil. TEMPO/Subekti.
KPAI Libatkan Polisi Cari Pihak yang Ajak Pelajar Demonstrasi Lawan Politik Dinasti

KPAI menyatakan telah mengumpulkan data tentang pihak-pihak yang mengajak pelajar demonstrasi kawal putusan MK.


KPAI Imbau Polisi Tak Gunakan Kekerasan Hadapi Demonstrasi, Terutama Saat Ada Anak-Anak

36 hari lalu

Ratusan pelajar STM melakukan aksi lanjutan Kawal Putusan MK dan menolak pengesahan revisi UU Pilkada menggeruduk Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Jumat 23 Agustus 2024. Aksi demonstrasi muncul setelah adanya upaya dari DPR yang disebut-sebut bakal menganulir putusan MK. Upaya anulir putusan MK itu dilakukan melalui agenda rapat Badan Legislasi atau Baleg DPR. Aksi demonstrasi dimulai pada Kamis, 22 Agustus 2024, yang diikuti berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa hingga koalisi sipil. TEMPO/Subekti.
KPAI Imbau Polisi Tak Gunakan Kekerasan Hadapi Demonstrasi, Terutama Saat Ada Anak-Anak

KPAI mengimbau polisi tidak gunakan kekerasan kepada para demonstran termasuk anak-anak.