TEMPO.CO, Jakarta - Suharso Monoarfa mengucapkan terima kasih lantaran telah ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan periode 2020-2025 dalam Muktamar IX PPP yang berlangsung Sabtu malam ini, 19 Desember 2020. Dalam pidatonya, Suharso mengibaratkan diri seperti fasilitator atau pengaduk dalam gelas.
"Apabila di dalam gelas kita akan gunakan untuk meminum teh, bagaimana rasa teh itu mau manis, lebih pahit, lebih manis, sedang-sedang saja, atau digin, itu ditentukan oleh pemilik gelas. Insya Allah saya hanya akan berperan sebagai pengaduk," kata Suharso dalam siaran Facebook DPP PPP.
Kepada keluarga besar PPP, Suharso mempersilakan pengaduk itu digunakan semestinya dan sebaik-baiknya. "Sehingga bisa mendapatkan minuman yang paling pas, yang menyehatkan, dan mengantarkan kita memenangkan Pemilu 2024," ujar dia.
Suharso mengatakan, ia hadir bukan sebagai pemimpin, tetapi hanya sebuah representasi dari seluruh kader PPP di seluruh Indonesia. Dia berujar, amanah untuknya sesungguhnya amanah dari semua kader partai kakbah.
"Tidak ada yang luar biasa pada diri saya, tidak ada yang berlebihan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini.
Meski begitu, Suharso mengajak semua kader untuk mengumpulkan kelebihan dan kearifan masing-masing. Hal itu, kata dia, harus disatupadukan menjadi kekuatan demi memenangkan Pemilu 2024.
Suharso mengatakan seluruh kader harus bekerja sama, tak boleh lagi ada yang bekerja sendiri-sendiri atau berkelompok. Ia menyebut tak boleh ada kader yang tertinggal dalam memperjuangkan eksistensi PPP di kancah politik nasional.
Salah satu perjuangan yang disinggung Suharso ialah bagaimana partai lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold. Dia berujar, target tersebut dapat tercapai dengan kerja bersama.
"Insya Allah PPP akan lolos dari parliamentary threshold, insya Allah partai yang kita cintai ini akan kembali ke masa jayanya," kata Pelaksana tugas Ketua Umum PPP periode 2019-2020 ini.
Suharso Monoarfa terpilih secara aklamasi menjadi ketum PPP periode 2020-2025. Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen berniat maju menjadi calon ketua umum. Namun putra dari Maimoen Zubair ini terganjal ketentuan pencalonan ketua umum yang mensyaratkan pernah menjadi pengurus DPP atau ketua DPW sekurang-kurangnya satu periode.
BUDIARTI UTAMI PUTRI