INFO NASIONAL -- Pengembangan infrastruktur pariwisata di lima destinasi baru super prirotas yang menjadi bagian prorgam 10 Bali Baru akan selesai pertengahan 2021. “Awalnya pengembangan lima destinasi ini kita targetkan selesai pada 2020, tapi karena pandemi jadi terkendala karena harus bekerja dengan protokol kesehatan, dan akan kita selesaikan pertengahan 2021,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono dalam diskusi online Indonesia Outlook 2021 Ngobrol@Tempo, Senin, 14 Desember 2020.
Lima destinasi itu adalah Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika dan Manado-Bitung-Likupang. Dana yang dianggarkan pada 2021 untuk proyek-proyek ini mencapai Rp 3,5 triliun dengan alokasi masing-masing, Danau Toba sebesar Rp 800 miliar, Borobudur (Rp 990 miliar), Mandalika ( Rp 831 miliar), Labuan Bajo (Rp 530 miliar) dan Manado-Bitung-Likupang (Rp 380 miliar).
“Di Mandalika tidak saja untuk membangun sirkuit Motor GP, tetapi juga untuk pengembangan objek wisata lain, seperti tiga Gili dan Gunung Rinjanji,” kata Basoeki dalam diskusi bertema “Peluang Investasi Pembangunan Infrastruktur, Perhubungan dan Pariwisata 2021” ini.
Pembangunan infrastruktur dalam mendukung dan mengembangkan pariwisata yang dilakukan Kementerian PUPR bersinergi dengan proyek-proyek di Kementerian Perhubungan. Di antaranya membuka konektivitas bandara dan objek wisata dengan membangun jalur kereta api. Salah satunya dengan menyambungkan tiga bandara internasional, yakni Kulonprogo International Airport di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Bandara Adisumarno dan Bandara Achmad Yani di Jawa Tengah.
“Paling tidak nanti, setelah pandemi kita sudah siap melancarkan mobilitas para turis. Tidak saja mengakses secara fisik Borubudur, tetapi beyond Borobudur, ada Prambanan, ada Sangiran. Ini simpul world heritage,” kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi Wihana Kirana Jaya. Hal yang sama juga dilakukan di Danau Toba untuk memudahkan turis yang datang melalui Bandara Kualanamu maupun Bandara Sibolangit.
Pengembangan 10 Bali Baru masuk starategi jangka panjang dan menengah yang didukung penuh berbagai lembaga dan kementerian. “Termasuk dari Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan. Memang perlu pengembangan dari sisi infratruktur dan konektivitas untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan,” kata Staf Khusus Bidang Digital dan Industri Kreatif Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ricky Yoseph Pesik.
Menurut Ricky, salah satu hal penting yang dilakukan Kemenparekraf secara masif dalam jangka pendek adalah implementasi standardisasi protokol kesehatan. “Kami melakukan sertifikasi ke berbagai titik-titik pariwisata dengan nama program Indonesia Care, supaya ketika pariwisata kembali dibuka, wisatawan merasa aman dan tenang,” kata Ricky, dalam diskusi yang dipandu Redaktur Ekonomi dan Bisnis Koran Tempo, Ali Nur Yasin, ini.
Selain fokus di Proyek 10 Bali Baru, pegiat wisata Anisa Malati berharap pemerintah juga membenahi destinasi-destinasi wisata lainnya di berbagai tempat di Indonesia. “Saya berharap pariwisata Indonesia makin maju dan merata di semua wilayah Indonesia,” ujarnya.(*)