TEMPO.CO, Semarang - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah atau Jateng Yulianto Prabowo menyebut data Satuan Tugas Covid-19 Pusat keliru. Satgas Covid-19 pada Ahad, 29 November 2020, merilis data penambahan kasus positif di Jawa Tengah mencapai 2.036. Menurut Yuli, kasus baru di wilayahnya kemarin hanya 844 saja.
Dia mengungkapkan, ditemukan identitas dobel di data yang disampaikan
Satgas Covid-19. Yuli mencatat ada 519 data dobel dalam rilis pemerintah pusat tersebut. "Ada satu nama yang ditulis sampai empat hingga lima kali," katanya pada Senin, 30 November 2020.
Kemudian, Yuli menyebut, ada 75 nama yang pekan sebelumnya telah dirilis kembali diumumkan. Dia mengaku telah menyampaikan temuan itu kepada Satgas Covid-19. "Kami meminta agar pusat mengambil saja data di website kami corona.jatengprov.go.id karena itu sudah pasti benar," tutur dia.
Hingga pekan ke-48 penanganan Covid-19 di wilayahnya, Yuli mengklaim jumlah tes polymerase chain reaction atau PCR telah mencapai 70.053 tes. Dia menyebut jumlah itu di atas standar badan kesehatan dunia WHO. Tingginya tes tersebut, menurut Yuli, juga menyebabkan temuan kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah meningkat.
Yuli mengatakan fasilitas kesehatan di Jawa Tengah masih cukup meski temuan kasus baru terus meningkat. "Saat ini kami menyiapkan 6.000 bed tempat tidur isolasi di rumah sakit, dan baru terpakai sekitar 74 persen. Sementara kalau ICU, kami menyiapkan sekitar 500 baru terpakai 44 persen," ucap dia.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak menampik terjadi perbedaan data yang dia kantongi dengan pemerintah pusat. Menurutnya, anak buahnya terus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 untuk menyingkronkan data tersebut. "Agar rilis data tidak berbeda terlalu banyak," katanya.