TEMPO Interaktif, Jakarta: Membesarkan partai baru tidak pernah mudah. Tapi jajaran pengurus Partai Hati Nurani Rakyat yakin bisa meraup setidaknya 15 persen atau berada pada peringkat lima dalam pemilu mendatang. "Karena kami membidik loyal voters, yang memilih Pak Wiranto dalam pemilu lalu," kata Fachrul Razi, Ketua Badan Pemenangan Pemilu Hanura.
Bersama Suaidi Marasabessy, Fachrul adalah "motor" propaganda Wiranto ketika maju sebagai kandidat presiden Partai Golkar empat tahun lalu. Meski gagal ke putaran kedua, Wiranto berhasil meraup suara hingga 26,2 juta. Kini Wiranto, yang oleh kalangan dekatnya dipanggil Mister Whiskey--kepanjangan huruf "w" dalam bahasa komunikasi radio--kembali menunjuk Fachrul sebagai pengatur kampanye Hanura.
Ditemui di kantor pusat Hanura, Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu pekan lalu, Fachrul tengah sibuk dengan laptopnya. "Saya merampungkan rancangan program pelatihan untuk juru kampanye di daerah," katanya.
Hanura pasang target tinggi dalam pemilihan anggota legislatif. Mereka mengandalkan struktur partai sebagai mesin kampanye raksasa. Bulan depan, Hanura pusat akan mengirim 650 juru kampanye ke daerah-daerah untuk membuat pelatihan secara bertingkat hingga ke bawah. "Kami mengandalkan kampanye door to door," kata Fachrul. Targetnya para pemilih Wiranto dulu. "Kalau mereka ini bisa kami rawat, paling tidak 10-15 persen suara sudah di kantong."
Agar strategi kampanye pintu ke pintu efektif, Hanura menyusun strukturnya sampai ke bawah. Ujung tombaknya berada di tingkat rukun tetangga, yang diberi nama Kelompok Penggerak Anggota. Mereka inilah yang bertugas menggalang dukungan arus bawah. "Kami sudah punya pengurus di 33 provinsi, 472 kabupaten dan kota, serta 420 kecamatan," kata Sekretaris Jenderal Hanura, Yus Usman Sumanegara. "Dan akan segera merampungkan pembetukan hingga di tingkat RT."
Sebagai penunjang, Hanura juga membentuk organisasi sayap, misalnya Perempuan Hanura, Pemuda Hanura, hingga kelompok profesi seperti perkumpulan artis yang dikomandani oleh Gusti Randa dan Tim Advokat Indonesia pimpinan Teguh Samudra. Di bidang sosial mereka punya Balai Hanura.
Terlalu dini menilai ampuh-tidaknya taktik ini. Tapi beberapa indikator sejauh ini positif. Sigi oleh Indonesian Research and Development Institute pada Maret lalu menempatkan Hanura sebagai partai baru yang paling populer. Partai ini dikenali oleh 7 persen dari 2.590 responden di 33 provinsi. Adapun dalam jajak pendapat Lembaga Survei Nasional di 15 kota besar pada akhir September lalu, di antara partai-partai baru popularitas Hanura hanya berada di bawah Gerindra.
Apalagi Wiranto sendiri cukup punya nama sebagai calon presiden. Menurut riset Lembaga Survei Indonesia, popularitasnya terus menanjak. Sementara tahun lalu 3 persen, dalam riset pada September lalu dia mendapatkan 6 persen suara, dan berada di urutan ketiga setelah Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri.
Namun ada sedikit masalah. Masih menurut riset Lembaga Survei yang diumumkan pekan lalu, dukungan riil untuk Hanura ternyata masih sangat kecil, cuma 1,2 persen. Padahal Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Presiden, yang tengah digodok Dewan Perwakilan Rakyat, tampaknya akan mematok standar perolehan suara di pemilu legislatif yang tinggi bagi partai yang ingin mengajukan kandidatnya sebagai calon presiden. Angka pasti belum disepakati tapi akan berkisar antara 15 dan 25 persen.
Jika perolehan suara Hanura tak cukup untuk mengusung Wiranto, Fachrul akan membangun koalisi dengan semua partai yang memiliki visi dan misi yang sama. "Tapi jangan sekarang bicara soal itu," katanya. "Tunggu hasil pemilu legislatif."
Philipus Parera (Majalah Tempo)