TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyayangkan sikap sebagaian masyarakat yang masih menolak melakukan pelacakan kontak. Padahal, menurut Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo, pelacakan kontak penting demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Jadi tidak ada alasan bagi masyarakat untuk menolak pelacakan kontak, penanganan kesehatan adalah sebuah kerja kemanusiaan," kata Doni melalui keterangan tertulis pada Ahad, 22 November 2020.
Tenaga kesehatan, kata Doni Monardo, hendak memastikan gejala sakit dikenali lebih awal dan demikian juga dengan riwayat kontak pasien. Semakin cepat diketahui, penularan lebih luas bisa dicegah karena memang mayoritas penderita Covid-19 adalah orang tanpa gejala.
Satgas Covid-19 mencatat total kasus terkonfirmasi positif hingga 21 November mencapai 493.308 orang.
Terkait penolakan masyarakat akan pelacakan kontak, Doni menduga fenomena ini terjadi karena di masyarakat masih berkembang stigma negatif bagi penderita Covid-19, masyarakat takut divonis tertular.
“Padahal, masyarakat tak perlu takut karena mayoritas penderita Covid-19 sembuh. Di Indonesia sekarang angka kesembuhan telah menembus 83,9 persen dari kasus aktif, jauh di atas kesembuhan dunia yang di level 69 persen," kata Doni.
Saat ini, satgas bersama Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Daerah pun telah menurunkan lebih dari 5 ribu relawan pelacak kontak atau tracer untuk melakukan deteksi awal penularan di 10 prioritas.