INFO NASIONAL-- Di balik tawa melihat film serial drama komedi Younger yang disiarkan eksklusif di Mola TV, pada November 2020, ada pesan moral yang relevan sampai sekarang.
Persaingan mendapatkan pekerjaan yang semakin ketat di tengah arus zaman kian berlari kencang. Hal itu menciptakan problem kesenjangan antar generasi dan stigma, yaitu pandangan negatif soal usia bagi wanita di tempat pekerja.
Baca Juga:
Tapi, lebih jauh dari hanya tertawa melihat serial Younger di Mola TV, film ini sebenarnya menciptakan sebuah ironi yang pas. Ironi adalah majas yang mengungkapkan sindiran halus. Ironi yang dibangun sepanjang 12 seri itulah yang sebenarnya mengangkat Younger lebih dari sekadar film komedi biasa.
Atau, dalam bahasa lain, faktor ironi menjadikan Younger film komedi yang bermutu tinggi. Sebab, kegelian yang dirasakan penontonnya dibangun dari perjalanan situasi, dialog, dan teks yang disajikan selama 12 seri; bukan oleh limpahan dialog yang konyol dan vulgar, termasuk dalam menyinggung soal seksualitas perempuan.
Ini memang ciri khas sang kreator serial Younger, Darren Star, yang di kalangan penonton televisi di Indonesia, dikenal dengan film-film serialnya seperti Beverly Hills 90210, Melrose Place, dan Sex and the City.
Baca Juga:
Seorang janda cerai berusia 40 tahun dengan seorang putri remaja yang sedang belajar di Mumbai, India. Wanita paruh baya ini hidup di sebuah kota kosmopolitan. Ia sedang berjuang untuk mengatasi masalah kehidupannya dengan mencoba bekerja kembali dan menjalin cinta lagi.
Tapi, untuk itu, tokoh utama, Liza Miller, yang diperankan dengan apik oleh akris Sutton Foster, harus merekayasa realitas kehidupan yang tidak berpihak kepadanya. Lamarannya di beberapa tempat kerja ditolak, setelah dalam pertemuan untuk wawancara, ia ketahuan sudah tidak muda lagi dan ketinggalan zaman.
Yang menjadi istimewa dari Younger ini adalah penggarapan naskah skenarionya yang tidak tergoda untuk menjadi serial film ini dipenuhi unsur-unsur keajaiban. Sebab, faktor miracle akan menjadikan film berjarak dengan keseharian atau realitas kehidupan yang dihadapi para penonton.
Jika Liza Miller kemudian mesti merevitalisasi penampilannya agar kelihatan seperti gadis berusia 20 tahun yang mudah diterima bekerja dan menjalin cinta lagi, bukankah itu juga yang tak jarang kita lakukan untuk mencoba melawan realitas yang tidak berpihak? Dalam kalimat lain, kita sering berusaha menipu karena desakan hidup atau minimal berangan-angan seandainya waktu bisa dikembalikan seperti dulu lagi.
Penggarapan naskah skenario yang menjadikan film serial Younger tidak berjarak dengan realitas adalah juga sebuah adaptasi yang baik untuk novel dengan judul sama karya Pamela Remond Satran pada 2005.
Pesan inspiratif lain dari Younger ini yang penting tidak saja bagi kaum wanita, tapi juga adalah pria, bahwa menjadi tua tidak harus menjadikan kita ketinggalan zaman dan gagap dalam mengikuti perkembangan arus modernisasi.
Ketika kita melihat Liza Miller perjuangan seorang wanita setengah baya berusaha tampil dan berlaku selayaknya anak muda dan menemui berbagai reaksi sepanjang 12 seri, kita melihat sebuah ironi, yang kemudian akan membuat kita terus tertawa secara fisik dan pikiran.
Younger merupakan lanjutan film-film bermutu yang disajikan Mova TV secara eksklusif. Dalam bentuk genre lain yang lebih serius, mencekam, dan semidokumenter, misalnya, berapa waktu lalu hadir film Pofessor and The Madman yang dihidupkan secara gemilang oleh dua aktor legendaris, Sean Penn dan Mel Gibson.
Mola TV adalah sebuah platform hiburan yang menyajikan berbagai konten eksklusif dan menarik melalui kanal Mola Movies, Mola Living, Mola Sports dan Mola Kids. Mola TV dapat disaksikan melalui berbagai sarana di antaranya perangkat streaming full HD Mola Polytron, aplikasi mobile dan situs Mola TV.(*)
