TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong kemampuan negara-negara ASEAN Plus Three (APT) untuk mempunyai mekanisme ketahanan kesehatan. Hal itu, kata Jokowi, berkaca dari pengalaman pandemi Covid-19 saat ini.
Ia berharap ke depannya negara-negara di kawasan dapat siap menghadapi pandemi di masa depan. Hal ini disampaikan Jokowi saat berpidato secara virtual di KTT ke-23 APT pada Sabtu, 14 November 2020, Kepala Negara berbagi sejumlah pandangannya mengenai upaya untuk memperkuat mekanisme ketahanan kesehatan tersebut.
"Pertama, pembangunan infrastruktur kesehatan di tingkat nasional," ujar Jokowi, seperti dirilis oleh Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.
Ketahanan kesehatan kawasan, kata Jokowi, harus dimulai dari infrastruktur kesehatan yang memadai di tingkat nasional. Ia mengatakan bahwa masing-masing negara harus berinvestasi untuk menjamin akses kesehatan dengan harga terjangkau. Upaya tersebut nantinya akan memperbaiki ketahanan masyarakat dan kesiapsiagaan serta kapasitas kesehatan publik di masa darurat.
"Selain itu, kita juga harus membangun kapasitas teknologi kesehatan digital sebagai bagian dari infrastruktur kesehatan publik. Layanan akses online ke telehealth menjadi kian relevan di masa pandemi. Negara mitra di ASEAN Plus Three harus berkolaborasi membangun infrastruktur kesehatan masing-masing negara di kawasan," kata Jokowi.
Setelah itu, Jokowi juga mendorong untuk memperkuat mekanisme ketahanan kesehatan, maka pembangunan industri kesehatan di kawasan harus segera dilakukan. Pandemi saat ini, kata dia, memberikan pelajaran kepada kita mengenai pentingnya industri kesehatan yang kuat di kawasan, baik industri alat kesehatan, obat-obatan, bahan baku obat, farmasi, maupun vaksin.
Ia berpendapat bahwa kawasan harus memiliki peta jalan (roadmap) untuk memperkuat berbagai industri tersebut. Industri kesehatan juga harus ditopang oleh kapasitas penelitian dan pengembangan di sektor kesehatan.
"Untuk itu, penting bagi kita untuk menjadikan kawasan ASEAN Plus Three sebagai medical-sciences hub terutama di masa dan pasca pandemi," tutur Jokowi.
Lebih jauh, pembentukan kerangka kawasan yang komprehensif dalam menghadapi pandemi juga disinggung oleh Presiden Joko Widodo. Kerangka ini meliputi sistem dan SoP di masa pandemi, sistem peringatan dini, sistem ketersediaan alat kesehatan, obat-obatan, hingga keberadaan vaksin di kawasan.
Terkait hal itu, keberadaan ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases sangat dibutuhkan. Jokowi menegaskan kembali kesiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah bagi pusat operasi tersebut.
"Pandemi ini harus menjadi wake up call bagi kita untuk memperbaiki sistem kesehatan baik di tingkat nasional maupun di kawasan. Recover together, recover stronger," kata Jokowi.
Untuk diketahui, mitra ASEAN yang hadir dalam KTT ini ialah Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Premier Tiongkok Li Keqiang, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.