TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito meminta masyarakat untuk bersabar dalam menunggu kehadiran vaksin Covid-19. Ia mengatakan produksi vaksin masih membutuhkan waktu.
"Hal ini terjadi karena strain yang dimiliki oleh virus SARS-Cov-2 adalah strain baru yang belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga proses pembuatan vaksin sangat tergantung dengan karakteristik virus masing-masing dan membutuhkan waktu yang lebih banyak," ujar Wiku saat memberikan keterangan, Kamis, 13 November 2020.
Wiku mengatakan bahwa pemerintah tak mau sembarangan dalam memproduksi vaksin ini. Panjangnya waktu pembuatan, kata dia, dilakukan untuk pengujian klinis maupun persetujuan. Vaksin harus dapat memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat.
"Prinsip utama produksi vaksin sesuai arahan Presiden Joko Widodo, diantaranya memastikan memastikan pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi betul-betul aman dan efektif melalui dan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah berdasarkan data sains dan standar kesehatan," kata Wiku.
Adapun prosesnya dimulai dari tahapan eksplorasi, tahapan pra klinis, pengembangan klinis fase 1 uji coba kepada sekelompok kecil orang. Di fase 2 diujicobakan pada karakteristik masyarakat tertentu misalnya umur dan kondisi kesehatan sesuai sasaran vaksin. Pada fase 3, vaksin diujicobakan kepada orang dengan jumlah banyak demi menjamin efektifitas dan keamanan.
Selanjutnya, Wiku mengatakan tahapan review dan proses persetujuan. Baru kemudian dilanjutkan manufaktur atau produksi secara massal dan terakhir kontrol kualitas atau evaluasi.
Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (POM) sebagai regulator obat nasional memiliki kewenangan yang akan mengawal produksi obat maupun vaksin baik di dalam negeri dan dari luar negeri. Menurut peraturan Badan POM Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kriteria dan Tatalaksana Registrasi Obat, bahwa emergency use authentication (EUA) dapat diberikan untuk vaksin Covid-19 dengan syarat digunakan dan didistribusikan secara terbatas dengan peninjauan rutin terus menerus.
"Di masa kedaruratan kesehatan masyarakat seperti saat ini, peran BPOM sangat strategis untuk menjaga serta mengakselerasi proses pengembangan vaksin sampai pada tahap evaluasi, registrasi dan pengawasan dengan tetap mengawasi bermutu, aman dan efektif," ujar Wiku.