TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan tak memilih sendiri calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diusung di Pilkada 2020. Menurut Megawati, para calon itu hasil pembicaraan bersama di internal partai.
"Bukan saya lho yang milih kemarin 270 (daerah Pilkada) itu. Ini semua rembuk lho, dari bawah, jadi kalian ikut bicara," kata Megawati dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kebudayaan PDIP, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Megawati mengatakan salah sendiri jika ada kader yang merasa tak ikut bicara membahas calon yang bakal diusung. Sebab, kata dia, proses pembahasan itu berlangsung terbuka.
Mantan Presiden RI ini mengaku selalu meminta Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto untuk memastikan dukungan dari pengurus daerah sebelum memutuskan. Jika sudah ada kepastian, barulah ia meneken surat rekomendasi pencalonan.
Megawati mengakui ada unsur subyektivitas dirinya dalam menilai seseorang. Namun, kata dia, pencalonan harus tetap sesuai aturan dan tidak ujug-ujug.
"Saya orangnya tidak like and dislike. Kalau saya lihat orang ini perlu dimajukan ya pasti lah saya majukan," ujar dia.
Menurut Megawati, ada kader PDIP yang kecewa lantaran tak diusung di Pilkada 2020. Meski begitu, kata dia, hingga saat ini tak ada yang menggugat pencalonan yang telah dia teken. Bagi Megawati, hal tersebut menunjukkan bahwa keputusan PDIP sudah sesuai aturan.
Megawati mengatakan kader-kader yang kecewa itu lantas mencari kesempatan dari partai lain. Mereka yang hengkang itu pun membawa beberapa loyalisnya sesama kader partai banteng.
Megawati mengaku tak masalah dan telah memecat kader-kader PDIP yang tak mematuhi keputusan partai. Ia mengatakan akan bersikap lebih keras dalam rangka konsolidasi Pemilu 2024.
"Saya lebih senang seperti itu dalam rangka konsolidasi. Yang begitu bukan kader, itu oportunis hanya mencari keuntungan untuk dirinya sendiri," kata Megawati.
BUDIARTI UTAMI PUTRI