INFO NASIONAL – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan bahwa perekonomian Sumatera Utara menunjukkan indikator perbaikan pada triwulan III. “Tren perbaikan diharapkan akan berlanjut pada triwulan IV 2020 meski pada level yang terbatas,” ujarnya dalam acara The 1st Sumatra Economic Summit Call for Paper 2020 (Sumatranomics 2020), Senin, 26 Oktober 2020.
Perbaikan diindikasi terjadi pada konsumsi swasta yang didukung oleh program bansos pusat dan daerah. Konsumsi pemerintah juga tumbuh seiring dengan berlanjutnya program penanganan Covid-19 melalui pemulihan ekonomi nasional (PEN). Beragam program pemulihan ekonomi digelar pemerintah, yaitu bantuan perlindungan sosial, insentif usaha, pembiayaan korporasi, usaha mikro kecil dan menengah dan kesehatan.
Baca Juga:
Selain itu, kata Wiwiek, pemerintah juga menempatkan dana di bank-bank pemerintah, bank syariah dan bank daerah dengan total Rp 64,5 triliun. Penempatan dana untuk mendorong penyaluran kredit, khususnya kepada UMKM. “Sampai Oktober 2020, penyaluran kredit tersebut di Sumatera telah mencapai sekitar Rp27,4 triliun,” ujarnya.
Menurut Wiwiek, keseriusan dalam penanganan Covid-19 terlihat dengan melakukan realokasi dan refocusing anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang tidak prioritas. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor diprakirakan meningkat didorong arus perdagangan yang mulai membaik.
Dari sisi lapangan usaha, kata Wiwiek, akselerasi pertumbuhan diperkirakan bersumber dari sektor industri pengolahan. Begitu juga dengan permintaan domestik yang juga mulai merambat naik meski belum kembali ke level pra-covid 19. “Kondisi ini mendorong perbaikan kinerja industri makanminum, garmen, kayu, dan kertas di Sumatera,” tuturnya.
Baca Juga:
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo mengatakan dalam dua bulan terakhir kegiatan ekspor ke Amerika Serikat dan Cina mulai berangsur pulih. “Permintaan baja, tekstil dan produk tekstil dan pulp dari negara tujuan mulai ada perbaikan,” ujarnya.
Menurut Dody, sampai saat ini kondisi moneter masih terjaga dengan nilai rupiah tetap stabil. Selain itu, bank sentral telah memangkas bunga acuan (BI Rate) sebanyak empat kali hingga 25 basis poin. “Saat ini BI Rate sebesar empat persen,” katanya.
Dody menambahkan, bank sentral komit masuk ke pasar primer sebagai pembeli siaga surat berharga negara (SBN). Dia menambahkan pembelian surat utang pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Adapun pejabat sementara Wali Kota Medan, Arief Sudirto Trinugroho, mengatakan akibat pandemi Covid-19 perekonomian Sumatera Utara pada triwulan II minus 2,37 persen. “Angka itu lebih baik dibandingkan ekonomi nasional yang tumbuh minus 5,32 persen,” ujarnya Arief yang mewakili Gubernur Sumatera Utara Eddy Rahmayadi.
Menurut Arief, memasuki triwulan III perekonomian Sumatera Utara mulai menunjukkan tren perbaikan. Dia berharap tren tersebut berlanjut pada kuartal terakir 2020.
Wiwiek mengatakan, Bank Indonesia Sumatera Utara bekerja sama dengan Dewan Riset Daerah Provinsi Sumatera Utara menggagas kegiatan The 1st Sumatra Economic Summit Call for Paper 2020 (Sumatranomics 2020) dengan tema Ekonomi Sumatera untuk Mendukung Pemulihan dan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dalam Era New Normal.
Dari hasil penjaringan call for paper berlangsung sejak Juli-September 2020, terbagi dua kategori yaitu general paper dan regional economic modelling paper. Sub tema yang dibahas mencakup pertumbuhan ekonomi, stabilitas sistem keuangan, kesejahteraan, fiskal dan sumber pertumbuhan ekonomi daerah.
“Proses penjaringan akhirnya memperoleh 89 paper dan 15 paper diantaranya lolos sebagai finalis. Tingkat acceptance rate yang berkisar 16 persen menunjukkan ketatnya proses seleksi oleh tim penilai,” kata Wiwiek.
Sub tema terkait pengembangan UMKM, kemiskinan, dan pesantren, kata Wiwiek, cukup diminati. Selanjutnya, digitalisasi ekonomi, daya saing industri dan hilirisasi komoditas juga menjadi pilihan peserta. “Sebaliknya, kami mendapati telaah fiskal masih relatif minim. Hal ini barangkali terkait dengan permasalahan ketersediaan dan kemudahan akses data fiskal regional yang kurang memadai,” ujarnya.
Yang menarik dari hasil penjaringan mayoritas paper yang lolos dalam 15 besar berasal dari Jawa. “Kami berharap ajang ilmiah seperti ini nantinya dapat memacu keunggulan sumber daya yang lebih merata di seluruh Indonesia,” kata Wiwiek.(*)