INFO NASIONAL-- Bidang maritim membutuhkan sumber daya manusia yang andal, terampil, dan siap mendunia. Demi memenuhi tuntutan SDM seperti itu, Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin), Semarang, menyelenggarakan pendidikan menyeluruh, yang mengerjasamakan berbagai pihak.
“Kurikulumnya ditujukan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan mampu bersaing di industri pelayaran nasional maupun global,” kata Direktur Polimarin Sri Tutie Rahayu, dalam acara Jumpa Pers secara daring Senin, 26 Oktober.
Baca Juga:
Sri mengatakan, kurikulum Polimarin telah disesuaikan dengan standar International Maritime Organization (IMO), sehingga secara otomatis telah menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia internasional. “Namun kami juga memberi tambahan muatan lokal dalam kurikulum, berupa pendidikan karakter dan softskill,” ujarnya. “Termasuk mata kuliah yang menanamkan pola pikir entrepreneur.”
Agar makin siap go global, Polimarin menjalin kerja sama pendidikan dalam bentuk joint degree dengan institusi pendidikan di Jerman. “Berkat joint degree ini anak didik kami bisa melanjutkan pendidikan di Jerman,” ujar Sri.
Polimarin juga menerapkan link and match dengan industri pelayaran yang akan mengunakan keahlian lulusannya. Dengan demikian, pendidikan dan kebutuhan keterampilan sejalan sehingga para lulusan tidak kesulitan ketika terjun di dunia kerja. “Dalam hal ini Polimarin juga bekerja sama dengan asosiasi profesi seperti Ikatan Korps Perwira Pelayaran Niaga Indonesia (IKPPNI) dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI),” kata Sri.
Baca Juga:
Sri menambahkan, terkait link and match, Polimarin memberi perhatian pada input, proses, dan output untuk mencapai tujuan pembelajaran. “Polimarin dan industry bersama-sama berkomitmen membangun tekad win win solution dan tentu saja nilai manfaatnya untuk Indonesia. Sebab ketika mereka berlayar di dunia Internasional, namanya bukan pelaut Polimarin, tapi pelaut Indonesia,” ujar Sri.
Karena pengalaman adalah guru terbaik, Polimarin juga menggandeng dosen-dosen yang berasal dari industri pelayaran. Dengan cara ini, berbagai teori bisa dibumikan. Untuk memperluas wawasan mahasiswa, Polimarin pun rutin mengundang para praktisi untuk berbagi ilmu. Pengetahuan tentang budaya di dunia juga diberikan kepada para mahasiswa agar mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja yang lintas budaya.
Politeknik di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berdiri tahun 2012 ini melakukan penguatan kompetensi lulusan dengan berbagai pelatihan dan proses sertifikasi. Skema pendidikan Polimarin untuk program Diploma 3 adalah empat semester di kampus dan dua semester magang di atas kapal. Sedangkan untuk program Diploma 4 adalah enam semester di kampus dan dua semester di kapal. “Penyelenggaraan kurikulum berbasis kompetensi dan dual system,” kata Sri.
Selama sesi magang tersebut, industri dilibatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. “Kami menerima report weekly maupun monthly.” Hasil laporan tersebut, ujar Sri, digunakan untuk memoles mahasiswa agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
Dengan cara inilah, peserta didik Polimarin banyak diterima untuk magang dan bekerja di berbagai perusahaan baik dalam dan luar negeri. Salah satunya di industri pelayaran yang berbasis di Jerman.
“Awalnya beberapa orang anak didik kami diterima magang di perusahaan tersebut. Dengan hasil yang excellent, pihak perusahaan meminta anak didik kami lebih banyak,” ujar Sri. Seusai magang, tidak jarang anak didik Polimarin diminta kembali ke perusahaan setelah lulus untuk bekerja.(*)