TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemuda berperan penting dalam pembangunan suatu negara.
Apalagi, kata dia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah pemuda di Indonesia sebanyak 64,19 juta jiwa atau 24,02 persen dari total penduduk.
"Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, karakter, dan jiwa patriotisme," ujar Muhadjir dalam Dialog Nasional Pemuda Tahun 2020 yang digelar secara daring oleh Bappenas, Senin, 26 Oktober 2020.
Ia mengatakan empat hal tersebut penting agar pada 2030 mendatang, Indonesia benar-benar akan mencapai bonus demografi. Harapannya, jumlah angkatan kerja yang nanti diprediksi mencapai 71 persen akan diisi oleh sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan salah satu alat ukur untuk menilai kemajuan pembangunan pemuda di Indonesia, ialah melalui Indeks Pembangunan Pemuda (IPP). Saat ini, Muhadjir menyebut capaian IPP kita masih rendah, yakni 51,50 pada tahun 2018.
"Bahkan di 2017 sebelumnya, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-7 untuk Youth Development Index (YDI) Asean yang artinya kita hanya lebih baik dari tiga negara yaitu Thailand, Kamboja, dan Laos," kata Muhadjir.
Penilaian IPP didasari atas 15 indikator yang masing-masing dikelompokkan dalam lima domain yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.
Meski begitu, pembangunan pemuda tidak hanya terkait dengan IPP namun juga dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goal’s (SDG’s), yang sudah dicanangkan melalui Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2015.
"Melihat capaian IPP kita, baik di tingkat nasional, Asean, dan global, serta 13 tujuan prioritas SDG’s, maka sudah waktunya seluruh pemangku kepentingan baik kementerian/lembaga, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan juga masyarakat turut berkolaborasi dan bersinergi dalam layanan kepemudaan," kata Muhadjir.
Karena itu, dengan adanya kolaborasi dan sinergi antar pemangku kepentingan diharapkan akan mampu mengejar ketertinggalan dalam pembangunan kepemudaan. Muhadjir pun kemudian meminta agar capaian IPP dan SDG’s terbaru untuk tahun 2019 dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan layanan dalam pembangunan kepemudaan.