INFO NASIONAL-Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengajak Komunitas Motor se-Tanjung Pinang dan Bintan bisa menerapkan nilai-nilai Empat Pilar MPR RI dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat mereka berkendara. Hidayat percaya, jika Empat Pilar MPR RI hadir di jalanan, situasi dan kondisi berlalu lintas akan semakin membaik.
"Tidak ada kebut-kebutan, tawuran apalagi fitnah dan caci maki. Dan itu artinya empat pilar sudah dibumikan, bukan hanya di gedung, tapi juga di jalanan," kata HNW.
Pernyataan itu disampaikan HNW pada acara Temu Tokoh Nasional, yang berlangsung di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Bintan, Sabtu, 17 Oktober 2020.Acara tersebut merupakan kerjasama MPR dengan Bintan Max Owner.
Menurut HNW, di jalan itu sesungguhnya satu meski tujuan dan jenis kendaraannya berbeda karena kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. "Kita adalah Pancasila makanya kita harus berlaku baik, saling menghormati dan menghargai," ujarnya.
HNW juga mengatakan, Indonesia sangat bhinneka dan kaya, suku serta bahasa sangat banyak dan beragam, itu semua bagian dari karunia Allah. Saat ini Indonesia diwariskan pada semua masyarakat, jadi harus menjaga Indonesia agar menjadi jaya, raya, merdeka, adidaya. "Bukan negara terjajah, miskin, dan terpecah-belah. Karena itu saya mengajak para bikers untuk menjaga Indonesia jangan sampai terpecah-belah," katanya.
HNW menyampaikan, Indonesia dibangun di atas nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan seluruh rakyat, seperti cerdik cendekia, tokoh agama, rakyat biasa hingga para raja, semua berpartisipasi membantu perjuangan Indonesia. Salah satu kaum bangsawan yang ikut membantu mewujudkan kemerdekaan Indonesia adalah Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II yaitu Sultan ke -12, Kesultanan Siak Indrapura.
Sultan Syarif Kasim II dikenal sebagai raja yang pro terhadap perjuangan Indonesia, salah satu buktinya, Sultan Syarif Kasim II menyatakan bahwa Kesultanan Siak merupakan bagian dari wilayah NKRI. "Dia menyumbangkan hartanya sejumlah f 13 juta Gulden atau Rp1,3 triliun kepada pemerintah Indonesia dan juga menyerahkan mahkota raja untuk disumbangkan kepada pemerintah Indonesia," katanya.
HNW mengatakan sejarah seperti itu harus disebarluaskan, khususnya kepada generasi muda agar paham bahwa Indonesia merdeka, merupakan buah perjuangan dan pengorbanan seluruh warga negara. Harapannya, kata dia, setelah generasi muda mengetahui sejarah ini maka timbul rasa makin cintanya pada negara.
Pada sesi tanya jawab HNW sempat diminta pendapatnya seputar aksi demo menolak UU Cipta Kerja. HNW berpendapat demonstrasi adalah konsekuensi negara demokrasi, seharusnya dilakukan dengan tertib, tidak anarkis, dan tidak merusak fasilitas umum Ia juga percaya tindakan anarkisme dalam demo tolak UU Ciptaker, bukan berasal dari para buruh, mahasiswa, atau umat. HNW berharap pihak berwajib menghadapinya dengan lebih tenang, tidak serta merta secara represif.
Menyangkut UU Ciptaker HNW berpendirian bahwa Undang-undang tersebut banyak mengandung ketentuan yang bermasalah, tidak sesederhana yang diharapkan. Ini bisa dibuktikan antara lain, dengan banyaknya Peraturan Pemerintah, termasuk kepastian hukumnya. Oleh karena itu, wajar jika para pekerja banyak yang menolak karena merugikan mereka. (*)