Direktur PT Biomass Andalan Energi Syamsu Rizal Arbi mengatakan pembukaan hutan tanaman industri ini tujuan untuk menghasilkan kayu pertukangan dan bahan baku energi baru terbarukan dalam bentuk wood chip atau wood pellet yang akan menggantikan batubara sebagai energi yang tidak ramah lingkungan dan tidak bisa terbarukan.
Wood pellet yang dihasilkan akan dipasarkan di dalam negeri sebagai bahan baku untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa. "Kami mendukung program pemerintah untuk membuat energi terbarukan," kata Syamsu Rizal dalam wawancara dengan Tempo akhir 2019 lalu. Ia mengatakan di areal Hutan Tanaman Industri itu akan ditanami kaliandra, gamal, dan lamtoro.
Dalam dokumen AMDAL, PT Biomass Andalan Energi juga akan membangun pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm) dengan kapasitas 10 MW dan pabrik wood pellet di Siberut dengan kapasitas produksi 200.000 ton per tahun.
Pulau Siberut semakin terancam akibat eksploitasi hutan skala besar yang terus berlangsung. Dampak kerusakan lingkungan juga terjadi. Pada awal Mei lalu banjir besar melanda hampir merata di seluruh kecamatan di Pulau Siberut.
Sebanyak 12 desa di empat kecamatan yang ada di pulau tersebut kebanjiran. Sabariah, warga Dusun Tarekan Hulu, Desa Malancan, Siberut Utara menuturkan Sungai Tarekan meluap yang mengakibatkan ladangnya terendam. Tanaman pisang, keladi, cabe, ubi kayu, dan sayuran untuk konsumsi sehari-hari rusak akibat banjir. “Kampung kami berada di ketinggian, jadi rumah saya tidak kena, cuma ladang saya habis,” ujarnya akhir Juli lalu.
Ia mengatakan banyak kayu gelondong besar bekas tebangan perusahaan HPH yang hanyut dari hulu Sungai Tarekan yang menghancurkan pohon pisang dan tanaman lainnya. Dusun Tarekan Hulu masuk di dalam konsesi HPH PT Salaki Suma Sejahtera.