Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inovasi Jadi Kunci Hapus Stigma Usang Koperasi

image-gnews
Diskusi Koperasi yang ditayangkan secara langsung melalui kanal youtube tempodotco bertajuk Koperasi Untuk Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan, Rabu (07/10).
Diskusi Koperasi yang ditayangkan secara langsung melalui kanal youtube tempodotco bertajuk Koperasi Untuk Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan, Rabu (07/10).
Iklan

INFO NASIONAL-- Bicara koperasi selama ini ada kesan bahwa koperasi tertinggal dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh stigma negatif koperasi yang dikatakan sudah usang, tidak modern, tidak mampu bersaing dari sisi inovasi teknologi, dan sebagainya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (AKSES) Suroto mengatakan, stigma bahwa koperasi tidak lebih dari usaha simpan pinjam, ‘jadul’, dan masyarakat kecil disebabkan tiga problem besar. “Ketiga problem itu adalah problem paradigma, regulasi, dan kebijakan. UU Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992 dianggap sudah ‘jadul’ dan sudah tidak sesuai dengan kondisi dunia usaha ,” ujarnya dalam Ngobrol Tempo yang disiarkan melalui YouTube Tempodotco, Rabu, 7 Oktober 2020.

Suroto menjelaskan, problem paradigma disebabkan kesan bahwa koperasi dibentuk secara top down karena program pemerintah, bukan inisiatif dari masyarakat. Melihat contoh koperasi di luar negeri, seperti di Amerika justru berkembang koperasi rumah sakit dan koperasi listrik. “Koperasi sebenarnya modular perusahaan canggih dan bisnis modern, tapi di Indonesia tidak. Soal kebijakan juga tak ada affirmative action,” katanya, menambahkan.

Faktor lainnya yang menjadi perhatian adalah inovasi teknologi. Masyarakat kini cenderung beralih ke bank karena bank berlomba-lomba untuk meningkatkan layanan digital. Padahal koperasi juga memiliki berbagai layanan yang tidak kalah bermanfaat.

Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa (Inkud), Herman Y.L. Wutun menyadari teknologi memang menjadi keharusan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Pihaknya pun berinovasi untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya, seperti petani, peternak, dan sebagainya.

“Inkud membangun sistem informasi terintegrasi untuk mendata anggota melalui puskud masing-masing dan potensi ekonominya didata. Kita juga siapkan sistem penyaluran pupuk secara online. Kami berharap teknologi ini akan diterapkan sampai tingkat bawah,” ujarnya.

Inovasi teknologi juga dilakukan di Koperasi Simpan Pinjam Kopdit Obor Maumere di Pulau Flores. Koperasi ini berupaya menghadirkan ATM di kantor-kantor cabang, mesin EDC (Electronic Data Capture), aplikasi mobile, dan mobil kas keliling untuk kemudahan transaksi dan memberi edukasi literasi keuangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari sisi bisnis, Business Advisor Agriterra Tjandra Irawan, memandang perlindungan terhadap lembaga koperasi melalui regulasi memang penting, tapi koperasi juga perlu fokus dalam model bisnis. “Koperasi adalah model perusahaan, maka yang penting adalah bisnisnya dulu. Cara pikirnya harus seperti korporasi. Kalau model bisnisnya benar dan auditnya benar, selalu ada jalan untuk berkembang,” katanya.

Dalam upaya mendorong pengembangan koperasi, Ketua Umum Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas), Ferry Juliantono menegaskan perlunya koperasi diberi kesempatan berperan seluas-luasnya dalam ruang-ruang yang diisi oleh korporasi dan BUMN. Seperti sektor-sektor energi, perbankan, dan sebagainya.

Kondisi pandemi Covid-19 memang merupakan kondisi amat berat bagi seluruh pelaku usaha, termasuk koperasi. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan mengajak para pelaku koperasi, khususnya yang bergerak di sektor riil untuk melihat peluang agar mampu beradaptasi dengan perubahan pada lingkungan strategisnya. Atas kondisi tersebut pemerintah pun tidak tinggal diam.

“Kementerian mencari solusi bersama dan memperkuat Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM untuk mendukung kinerja koperasi di tengah Covid-19,” katanya.

Memang perlu waktu untuk mewujudkan transformasi koperasi di era disrupsi saat ini. Namun, kebijakan pemerintah saja tidak cukup. Tak kalah penting, yakni sinergi dari berbagai pihak termasuk regulator, adanya kreativitas dan inovasi, serta upaya kolaborasi melalui sharing economy.(*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.