TEMPO.CO, Jakarta - Tim Gabungan Pencari Fakta atau TGPF Intan Jaya akan menuju lokasi penembakan melalui jalur udara dan darat dari Timika, pada Kamis, 8 Oktober 2020.
Konflik di Intan Jaya pecah sepanjang 15 hingga 20 September 2020. Setidaknya empat orang tewas, yakni dua personel TNI, satu warga sipil, dan Pendeta Yeremia. Saling tuding terjadi antara pihak keamanan dengan kelompok perjuangan kemerdekaan setempat tentang pelaku pembunuhan. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md membentuk TPGF untuk mengusut kasus ini.
Tim yang dipimpin Ketua Kompolnas Benny Mamoto ini menggelar rapat teknis dengan aparat setempat begitu tiba di Papua, pada Rabu, 7 Oktober 2020. “Kami jauh-jauh datang ke sini untuk bekerja sepenuh hati agar kasus ini menjadi terang, dengan begitu Tim TGPF Intan Jaya bisa memberikan laporan dan masukan yang tepat untuk pemerintah,” ujar Benny dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 8 Oktober 2020.
TGPF Intan Jaya tiba dalam dua rombongan. Rombongan pertama tiba di bandara Mozes Kilangin Timika, yang terdekat dengan lokasi Intan Jaya. Rombongan kedua tiba di Jayapura dalam waktu yang hampir bersamaan.
Anggota tim yang tiba di Jayapura sebagian besar adalah unsur tokoh masyarakat Papua. Antara lain Constan Karma, Taha Al Hamid, dan Michael Manufandu. Dua lainnya adalah mantan Dubes Indonesia di PBB Makarim Wibisono, dan Deputi 3 Kemenko Polhukam Sugeng Purnomo, yang juga Wakil Ketua TGPF Intan Jaya.
Mereka langsung bertemu dengan sejumlah tokoh HAM dan pegiat LSM Papua di Bandara Sentani. Kemudian sore dan malam harinya melakukan dialog dan koordinasi dengan jajaran Pemrov Papua, yakni DPRP, Kodam XVII / Cenderawasih, Kapala Kejaksaan Tinggi, Ketua Pengadilan Tinggi, Kabinda, Kepala biro Hukum, dan dipimpin Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Papua. Turut hadir pula perwakilan dari FKUB Papua.
Tim yang mendarat di Timika untuk menuju lokasi penembakan beranggotakan unsur yang lebih beragam. Mereka antara lain tokoh masyarakat, agama, adat, dan tokoh kampus. Selain itu, terdapat pula dari unsur Kepolisian, TNI, Badan Intelijen Negara (BIN), serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Dari kalangan tokoh agama, di antaranya Pendeta Henok Bagau yang warga asli Intan Jaya, Jhony Nelson Simanjuntak dari PGI, dan Samuel Tabuni. Dari unsur kampus ada rektor Universitas Cendrawasih Apolo Safanpo dan Sosiolog UGM Bambang Purwoko.
Kemudian dari unsur pemerintah ada Deputi Bidang Polhukam Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani. Dari LPSK ada Edwin Partogi Pasaribu, dan sejumlah tokoh kredibel lainnya.
Dalam menjalankan aktivitas, tim ini tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Benny Mamoto dan rombongan akan bekerja selama dua minggu, terhitung sejak 1 Oktober 2020.
FRISKI RIANA