TEMPO.CO, Jakarta - Pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja pada Senin, 5 Oktober lalu mengundang respons dari masyarakat, termasuk warganet.
Sejak aturan sapu jagad itu disahkan, tagar berkaitan dengan pengesahan omnibus law itu bergantian memuncaki trending topic, mulai dari #DPRRIKhianatiRakyat, #MosiTidakPercaya sampai #GagalkanOmnibusLaw. Warganet pun mencuitkan beragam respons dan sindiran atas langkah DPR.
Akun @syahruldbahri23 menyindir DPR sebaiknya tidur saja. “Malah disuruh kerja,” ujarnya pada Rabu, 7 Oktober 2020.
Selain itu, akun @ventomynus berpendapat rakyat yang telah muak terhadap DPR bukan hanya karena RUU tersebut. Namun, juga akibat dari cara kerja para politisi yang tidak transparan, kemudian melihat mereka tidur ketika rapat, dan menyaksikan mereka bertengkar demi kekuasaan. "Kita tuh muak sama yang kayak gitu, capek tau. Gak capek?” kata dia.
Akun @bieeromeohood, menyatakan tidak perlu malu bagi mereka yang merasa menjadi beban bagi keluarga. "Lihatlah DPR, jadi beban rakyat santai-santai aja,” ucapnya.
Kalangan figur publik juga turut bersuara. "Apalah kita ini bagi para pemimpin nan mulia, selain deretan angka. Angka korban pandemi, angka pengangguran, angka pemilih para kandidat. Angka dan angka dan angka. Tanpa jiwa, tanpa suara," kata sutradara dan komika Ernest Prakasa di Twitter pada Senin, 5 Oktober 2020.
Selain Ernest, penulis dan musisi Fiersa Besari juga ikut bersuara menanggapi UU Cipta Kerja. "Teruntuk pencinta sepak bola, pencinta K-Pop, akun anon, mas-mas dan mbak-mbak cringe, akun open BO, pemburu giveaway, dsb, bersatulah. Kepentingan buruh adalah kepentingan kita juga. Malam ini adalah bukti bahwa rakyat tidak diwakili oleh dewan, melainkan oleh rakyat itu sendiri," tulisnya.
Para buruh pun sampai hari ini masih melakukan aksi penolakan terhadap pengesahan UU Cipta Kerja.
MUHAMMAD BAQIR | MARVELA