Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Manfaat Penelitian Cepat Selama Pandemi

image-gnews
Diskusi yang mengulas efektifitas, peluang, maupun tantangan dari pelaksanaan penelitian cepat sebagai metode perumusan bukti untuk pengambilan kebijakan penanganan dampak pandemi COVID-19 yang diselenggarakan oleh KSI X CHANGE via aplikasi zoom meeting, Selasa (29/9).
Diskusi yang mengulas efektifitas, peluang, maupun tantangan dari pelaksanaan penelitian cepat sebagai metode perumusan bukti untuk pengambilan kebijakan penanganan dampak pandemi COVID-19 yang diselenggarakan oleh KSI X CHANGE via aplikasi zoom meeting, Selasa (29/9).
Iklan

INFO NASIONAL - - Pandemi Covid-19 begitu cepat mengubah kondisi tiap negara, termasuk Indonesia. Pemerintah dipaksa merancang ulang pembangunan yang kini memprioritaskan pemulihan sosial di berbagai bidang. Kebijakan yang tepat dan berdasar pada sains agar tak salah langkah, dimungkinkan berkat hasil penelitian yang dilaksanakan dalam waktu cepat.

Penelitian cepat atau rapid research menjadi keniscayaan demi menjaga momentum, sehingga kebijakan yang diambil dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pendapat ini dikemukan Mego Pinandito, Plt Sekretaris Menteri Kementerian Riset dan Teknologi/Sekretaris Utama BRIN.

Berbicara dalam acara diskusi interaktif KSIxChange#28 pada Selasa, 29 September 2020, Mego menjelaskan bahwa penelitian cepat telah memberi manfaat pada berbagai kebijakan yang dijalankan pemerintah selama ini. “Dari hasil data rapid research, kita melihat untuk masalah kesehatan ternyata butuh peralatan kesehatan seperti hand sanitizer, lalu butuh baju hazmat, masker, ventilator, obat-obat herbal untuk memperkuat imun, demikian juga sampai nanti kebutuhan akan vaksin,” ujar Mego memaparkan.

Manfaat penelitian cepat juga dirasakan lembaga kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Australia, yakni Knowledege Sector Initiative (KSI) yang bekerja sama dengan Satgas Covid-19 Bappenas dan lembaga pemerintah lainnya dalam berbagi analisis real-time termasuk kajian cepat tentang Covid-19. Dijelaskan oleh Aedan Whyatt, Counsellor Australian Embassy Jakarta, saat ini ada lebih dari 300 produk pengetahuan yang dihasilkan mitra KSI yang disatukan dalam microsite Covid-19 yang dikembangkan oleh KSI yang didedikasikan untuk merespon pandemic Covid-19. Selain itu pemerintah Australia juga bersinergi dengan program sosial lainnya dalam melakukan kaji cepat seperti program Mahkota yang bekerja sama dengan TNP2K melakukan beberapa survey terkait penerima manfaat, monitoring sembako dan subsidi listrik untuk menentukan pendekatan yang paling efektif dan intervensi yang diperlukan untuk mengatasi dampak Covid-19.
Penelitian cepat, menurut Analis Kebijakan Ahli Utama Kementerian Kesehatan Siswanto, merupakan bagian dari penelitian secara umum. Sebuah penelitian memerlukan metodologi, demikian pula penelitian cepat. “Namun, penelitian cepat biasanya observasional. Sumber data dari mana? Dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari responden lewat telepon, media sosial, atau paling bagus ya tatap muka langsung. Sedangkan data sekunder misalnya dari rumah sakit, dan lainnya,” kata Siswanto.

Sebagai produk sains, penelitian cepat pada akhirnya tidak absolut. Terdapat dinamika mengikuti perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat, maupun sumber informasi dari sumber pengetahuan yang lebih tinggi semacam WHO. Misalnya, di awal pandemi terdapat pernyataan bahwa virus Corona tidak menular melalui udara. Pada perkembangan berikutnya, diketahui virus tersebut bersifat airborne. Sebab itu pemakaian masker dan menjaga jarak menjadi turunan pengetahuan yang diimplementasikan selanjutnya.
Pada hakikatnya, penelitian cepat tetap memerlukan waktu untuk mencapai kesimpulan, terlebih menjadi acuan sebuah kebijakan. Manajer Program Article 33 Agus Pratiwi mengatakan, lembaga yang diampunya melakukan penelitian cepat selama 2-4 bulan cepat terkait peta jalan (roadmap) SMK di DKI Jakarta.

Sedangkan Hasnawati Saleh, Koordinator Riset, Partnership for Australia-Indonesia Research (PAIR) membutuhkan waktu lebih singkat. “Kami luncurkan small rapid research waktunya 12 minggu. Tujuannya untuk men-deliver hasil riset memenuhi kebutuhan kebijakan pemerintah daerah,” ucap peneliti yang kerap disapa Nana.

Selain memanfaatkan koneksi digital, metode penelitian cepat yang dilakukan Nana dan Pratiwi menggunakan agen di wilayah penelitian. Menurut Pratiwi, agen atau peneliti regional berguna pada wilayah dengan konektivitas digital yang rendah. “Pada akhirnya kami membutuhkan pelatihan cepat bagi regional researcher,” kata Pratiwi yang menyebabkan waktu penelitian cukup lama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara Nana, selain mengandalkan staf peneliti juga memakai instrumen komunikasi yang lazim dipakai masyarakat. “Di desa mereka tidak mengenal Zoom, jadi kita pakai Whatsapp,” katanya.

Bagaimanapun, ia mengingatkan penelitian cepat tidak boleh mengorbankan ketetapan akademik. “Jangan maunya harus cepat banget, nanti data tidak akurat dan tidak qualified,” ujar Nana.

Pendapat ini selaras dengan Siswanto yang mengatakan bahwa penelitian cepat tidak boleh melanggar uji klinis. “Pertama yakni survei, lalu pengembangan dan uji coba. Nah, uji klinis misalnya saat menguji vaksin. Semua itu ada metodologinya,” ujarnya.

Sebab itu, masyarakat yang mempertanyakan sebuah kebijakan tak cepat diberikan harus memahami bahwa perlu kehati-hatian dalam menetapkan keputusan. “Harus diingatkan bahwa penelitian cepat yang didukung pengambil keputusan yang baik, harus didukung data yang valid,” kata Siswanto.

Diskusi interaktif KSIxChange#28 mempertemukan pemangku kebijakan, mitra pembangunan dan Lembaga penelitian kebijakan yang terdiri dari Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, Article 33, PAIR, dan dipandu oleh Leonardo Teguh Sambodo, Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas dengan mengusung tema “Keefektifan Penelitian cepat dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19”. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mas Dhito Fokus Tuntaskan Periode Kepemimpinan di Kabupaten Kediri

36 menit lalu

Mas Dhito Fokus Tuntaskan Periode Kepemimpinan di Kabupaten Kediri

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang digadang-gadang mencalonkan kembali sejauh ini masih fokus menuntaskan amanah hingga masa periodenya berakhir.


Bamsoet Dorong Kerjasama Wirausahawan Muda Indonesia - Tiongkok

2 jam lalu

Bamsoet Dorong Kerjasama Wirausahawan Muda Indonesia - Tiongkok

Bambang Soesatyo mendukung rencana para pengusaha muda China yang tergabung dalam China International Youth Exchange Center dalam membangun kerjasama wirausahawan muda Indonesia - Tiongkok.


Bamsoet Dukung FKPPI Luncurkan Film 'Anak Kolong'

3 jam lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Luncurkan Film 'Anak Kolong'

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi/syuting film "Anak Kolong"


150 Pelajar di Kabupaten Sukabumi Mendapatkan Beasiswa

3 jam lalu

150 Pelajar di Kabupaten Sukabumi Mendapatkan Beasiswa

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi memberikan beasiswa kepada 150 pelajar terbaik dari berbagai daerah di wilayahnya.


Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

4 jam lalu

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi saat memimpin pertemuan dengan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) di Palembang, Selasa (17/4/2024). Foto: Agung/vel
Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.


Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

4 jam lalu

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

Anggota Komisi II DPR RI, Arsyadjuliandi Rachman, mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan pembayaran lahan Tol Pekanbaru-Padang.


Bamsoet Apresiasi KPU dan Dukung Penetapan Prabowo - Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

4 jam lalu

Bamsoet Apresiasi KPU dan Dukung Penetapan Prabowo - Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

Bambang Soesatyo mengapresiasi kerja keras komisi Pemilihan Umum (KPU) serta mendukung penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) atas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Pilpres 2024.


Ekspansi Margin Kotor dan Peningkatan Volume, Unilever Indonesia Catat Laba Bersih 1.4 Triliun

4 jam lalu

Ekspansi Margin Kotor dan Peningkatan Volume, Unilever Indonesia Catat Laba Bersih 1.4 Triliun

Unilever Indonesia mengumumkan hasil kinerja kuartal pertama 2024 dengan mencatat peningkatan margin kotor serta pertumbuhan volume dasar yang positif.


Usaha Sambel Sri Agustin, Nasabah Mekaar Mendapat Pujian dari Jokowi

6 jam lalu

Usaha Sambel Sri Agustin, Nasabah Mekaar Mendapat Pujian dari Jokowi

Sri Agustin, pemilik merek sambel Wanstin yang dipuji Presiden Jokowi saat menyapa 3.000 nasabah PNM Mekaar di Tangerang Selatan, Senin, 19 Februari 2024.


Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

9 jam lalu

Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

27 persen perempuan sebagai pimpinan puncak perusahaan.