TEMPO.CO, Jakarta-Survei Badan Pusat Statistik pada 7-14 September 2020 mencatat kepatuhan masyarakat menggunakan masker saat berada di luar rumah sebesar 91,98 persen. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan angka ini meningkat dibanding survei BPS pada April lalu.
Meski demikian terjadi penurunan kepatuhan mencuci tangan dan menjaga jarak dibanding survei yang sama. Suhariyanto menilai hal ini perlu menjadi perhatian, sebab protokol 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) seharusnya berjalan paralel.
"Persentase masyarakat yang menggunakan masker meningkat delapan persen, tetapi persentase yang cuci tangan dan jaga jarak mengalami penurunan," kata pria yang akrab disapa Kecuk ini dalam konferensi pers virtual, Senin, 28 September 2020.
Dalam survei kali ini, responden yang menyatakan menggunakan hand sanitizer/disinfektan saat berada di luar rumah sebesar 77,71 persen, mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun sebanyak 75,38 persen, menghindari jabat tangan 81,85 persen, menghindari kerumunan 76,69 persen, dan menjaga jarak minimal satu meter 73,54 persen. "Secara umum menggembirakan, tapi kita perlu memperhatikan penerapan mencuci tangan dan menjaga jarak," kata Kecuk.
Ditilik dari jenis kelamin, ujar dia, responden perempuan lebih patuh menerapkan protokol kesehatan ketimbang laki-laki. Dalam memakai masker dan menjaga jarak minimal satu meter misalnya, angkanya secara berturut-turut 94,8 persen berbanding 88,5 persen dan 77,5 persen berbanding 68,7 persen.
Tingkat kepatuhan responden di empat kelompok usia hampir merata dalam memakai masker. Namun untuk mencuci tangan dan menjaga jarak, responden berusia di atas 46 lebih patuh ketimbang yang masih muda.
Survei BPS digelar secara online terhadap 90.967 responden selama 7-14 September 2020. Sebanyak 55,23 persen responden adalah perempuan. Mayoritas responden atau 69,01 persen di antaranya berusia 17-45 tahun. Sebanyak 46,23 persen responden berpendidikan minimal Diploma IV atau S1.
BUDIARTI UTAMI PUTRI