TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menanggapi banyaknya kritik yang mengatakan bahwa rapid test tidak efektif mendiagnosa seseorang terpapar Covid-19.
"Rapid test itu merupakan metode skrining, bukan diagnosis. sampai dengan saat ini," kata Wiku dalam konferensi pers secara daring, Kamis, 24 September 2020.
Wiku juga mengatakan tes cepat masih dibutuhkan, khususnya untuk syarat perjalanan dengan moda transportasi umum. Hal ini sesuai dengan kebijakan dari Kementerian Perhubungan. Ia mengatakan tes cepat juga sekaligus untuk menekan jumlah perjalanan yang tidak perlu. "Pada dasarnya tes ini diwajibkan untuk menekan jumlah perjalanan yang tidak perlu," kata Wiku.
Saat ini, Wiku mengatakan pemerintah tengah terus mengembangkan metode pemeriksaan yang lebih efektif selain swab test yang memakan waktu lama. Salah satu solusinya, kata dia, adalah menggunakan rapid swab yang menggunakan antigen.
Ia pun mengatakan saat ini pemerintah terus membahas penyamaan harga swab test yang dapat dilakukan masyarakat secara mandiri. Diketahui biaya swab test terhitung cukup tinggi, di kisaran Rp 2 juta. Harganya pun bervariasi di tiap pelayanan kesehatan. Hal ini mendorong pemerintah menyamakan harga tes swab secara nasional.
"Pemerintah masih dalam proses menyamakan pagu swab tes PCR di Indonesia. Segera setelah kita mendapatkan hasilnya akan kami umumkan kepada masyarakat dan kami berusaha keras agar masyarakat bisa mendapatkan harga yang termurah dan terjangkau," kata Wiku.