TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyambut baik keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menunda Muktamar ke-34 pada akhir tahun depan.
"Keputusan untuk menunda pelaksanaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama adalah keputusan yang tepat," kata Ma'ruf saat membuka Konferensi Besar NU secara daring, Rabu, 23 September 2020.
Ma'ruf mengatakan sikap dan pertimbangan PBNU yang berlandaskan pada tujuan dasar syariah Islam patut dihargai. Ia menilai, meletakkan perlindungan terhadap kelangsungan hidup manusia sama pentingnya dengan menjaga keberlangsungan ekonomi masyarakat dan negara.
"Keduanya harus berjalan seimbang ibarat gas dan rem bagi sebuah mobil, sehingga mobil tersebut melaju sampai tujuan," katanya.
Dalam keadaan darurat, kata Ma'ruf, maka jelas dan tegas agar mendahulukan menyelamatkan jiwa sesuai dengan prinsip taqdimu daf’il addhararil a'la ‘ala dhararil adna (mendahulukan penangkalan bahaya yang lebih besar daripada bahaya yang lebih kecil).
Dalam Konferensi Besar NU, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan bahwa pelaksanaan Muktamar ke-34 NU akan digelar pada akhir tahun depan. "Insya Allah akhir tahun depan," kata Said Aqil dalam konferensi besar NU yang dilaksanakan secara daring, Rabu, 23 September 2020.
Muktamar semula dijadwalkan pada 22-27 Oktober 2020 di Lampung. Namun, karena ada pandemi Covid-19, Said Aqil mengatakan sejumlah pengurus wilayah dan cabang NU menyurati agar menunda pelaksanaan Muktamar.
"Sebanyak 34 PWNU dan 380 PCNU, artinya lebih dari 2 per 3 telah kirim surat persetujuan pengunduran pelaksanaan Muktamar," kata dia.
Menurut Said Aqil, yang menjadi landasan untuk mengundurkan pelaksanaan Muktamar ke-34 adalah masalah keselamat jiwa. Ia menegaskan tidak ada kepentingan apapun dalam menyetujui usulan tersebut.