TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut bahwa sampai saat ini masih ada saja pihak-pihak yang berupaya mempertentangkan antara agama dan Pancasila. Namun, kata Ma'ruf, upaya-upaya tersebut tak akan pernah berhasil.
"Sampai saat ini pun upaya-upaya seperti itu masih terus terjadi. Saya berkeyakinan, insya Allah, upaya-upaya tersebut tidak akan pernah berhasil," ujar Ma'ruf Amin dalam acara Simposium Nasional Studi dan Relasi Lintas Agama Berparadigma, Kamis, 10 September 2020.
Ma'ruf memaparkan beberapa alasan yang mendasari pendapatnya tersebut. Pertama, Pancasila tidak bertentangan dengan agama. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan turunan dari ajaran agama. Kedua, Pancasila sudah menjadi kesepakatan nasional.
"Orang yang masih mempertentangkan antara Pancasila dan agama adalah termasuk yang mispersepsi. Bisa saja mispersepsi dari pemahaman agamanya atau dari pemahaman Pancasilanya," ujar Ma'ruf.
Pancasila, ujar Ma'ruf, tidak boleh dipahami secara parsial antara satu sila dengan sila yang lain. Melainkan, harus dipahami secara komprehensif. Dengan pemahaman yang utuh seperti itu, lanjut Ma'ruf, berarti Pancasila tidak boleh didorong ke arah pemahaman yang menyimpang seperti sekularisme, liberalisme, atau komunisme.
Di sisi lain, ujarnya, agama juga seharusnya dipahami secara moderat dengan tanpa mengorbankan ajaran-ajaran dasar agama; dan sebaliknya, bukan pemahaman yang bersifat radikal, ekstrem, atau liberal.
"Oleh karena itu, kita harus mampu menangkal berkembangnya paham-paham yang mengancam Pancasila dan persatuan nasional," ujar Ketua MUI non-aktif ini.