TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani menyatakan mendukung dan mengapresiasi perjalanan Badan Intelijen Negara (BIN) menjadi intelijen kelas dunia atau world class intelligence. Hal ini disampaikan Puan saat menghadiri acara Inaugurasi Peningkatan Status Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan Peresmian Patung Bung Karno di STIN, Bogor, Jawa Barat pada hari ini.
Puan memuji langkah BIN meningkatkan studi keilmuan intelijen di STIN melalui pembukaan program magister dan doktor, pengembangan kurikulum pendidikan, peningkatan kompetensi, dan pembaruan berbagai fasilitas pendidikan.
"Jelas BIN perlu memperkuat deteksi dini dan peringatan dini dalam spektrum yang sangat luas. Apalagi di era sekarang, ketika informasi atau data adalah sesuatu yang dianggap sangat berharga di mata banyak pihak," kata Puan dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 September 2020.
Puan mengatakan sudah seharusnya intelijen Indonesia berdiri sejajar dengan intelijen negara maju lainnya. Ia berujar, di era siber seperti sekarang, BIN harus tahu dan bisa mengantisipasi tentang dark net atau dark web, tempat banyak informasi rahasia ditukarkan dan diperdagangkan secara ilegal.
"Karena itu, negara meletakkan harapan besar pada pundak BIN, kepada STIN, untuk melahirkan SDM intelijen Indonesia yang memiliki pengetahuan, kecerdasan, dan memiliki rasa pengabdian tinggi kepada bangsa dan negara dalam menjalankan tugas-tugasnya," ujar Puan.
Ketua Bidang Politik dan Keamanan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini mengatakan, era kemajuan teknologi dan industri saat ini semakin cepat dan dinamis. Hal itu membawa masyarakat menjadi terbuka dan terhubung secara sosial, budaya, ekonomi, maupun politik.
Sejalan dengan itu, kata dia, tantangan juga kian lebar. Mulai dari tantangan globalisasi budaya, informasi tak terkendali atau hoaks, tergerusnya nilai-nilai luhur agama dan budaya, bahkan ancaman terhadap keutuhan bangsa dan negara. Puan mengatakan persaingan perekonomian global juga semakin menuntut kesiapan daya saing perekonomian nasional dan SDM yang berkualitas.
"Maka intelijen negara berperan dalam deteksi dini sehingga menangkal segala ancaman terhadap keamanan nasional. Ancaman sosial, ekonomi, budaya, politik, dan militer, dari dalam maupun dari luar," ucap Puan.
Maka dari itu, Puan mengatakan untuk aktivitas intelijen diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan khusus dengan karakteristik khusus mengamankan kepentingan nasional. "Intelijen negara juga dituntut memiliki rasa cinta pada Tanah Air yang tinggi, cinta Indonesia sebagai negara yang berlandaskan pada Pancasila."
Dalam acara tersebut, hadir Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, mantan Kepala BIN Jenderal (purn) A.M. Hendropriyono, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafidz, dan Ketua Fraksi PDIP DPR Utut Adianto.