TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Dudung Abdurrahman mengatakan pos polisi yang mengalami kerusakan dalam penyerangan di Polsek Ciracas adalah dampak dari kerusuhan yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab. Dia menilai sebenarnya tidak ada bentrok antara TNI dengan Polri.
“Kami (perlu) garis bawahi di sini. TNI - Polri sampai saat ini masih solid.” ujar dia di Markas Pusat Polisi Angkatan Darat pada hari Kamis, 3 September 2020.
Dudung memberikan salah contoh bahwa kerusuhan yang menyerang kelompok pedagang menunjukkan kerusuhan itu bukan dipicu bentrok TNI dengan Polri. Menurut dia, penyerangan tersebut justru berdampak kemana-mana, bahkwan terhadap yang tidak bersalah. “Polisi pun tidak bersalah,” ucapnya.
Selain itu, dia menyatakan anggota polri yang baru pulang dari dinas dan akhirnya mengalami pengeroyokan tidak bisa dijadikan bukti terdapat perseteruan antara kedua lembaga tersebut. Dudung menganggap anggota itu hanya terkena imbas dari kerusuhan.
Pada saat kejadian, ucap dia, Polsek di Pasar Rebo dan Polsek Ciracas juga tidak melakukan perlawanan terhadap para pelaku meskipun terdapat beberapa orang yang menjaga di sekitar lokasi. Kata Dudung, sasarannya hanya kaca dan mobil yang terparkir.
Penyerangan di Polsek Ciracas yang menimbulkan trauma, tutur dia, membuat pihaknya bekerja sama dengan Kapolda untuk melakukan dinas jalan bersama. “Ada anggota polsek dan koramil yang berdinas di masing-masing satuan,” ujar dia.
MUHAMMAD BAQIR