TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mendorong generasi muda sebagai kelompok pengguna internet terbesar memanfaatkan media sosial sebagai sarana bela negara.
"Sebagai negara dengan jumlah pengguna internet terbesar kelima di dunia, Indonesia mestinya tidak hanya menjadi konsumen teknologi," kata Yudian di kampus Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta, Kamis, 3 September 2020.
Menurut dia, selain menjadi konsumen teknologi, bangsa Indonesia harus bisa mentransformasikan manfaat teknologi media untuk memperkuat perekonomian, mempererat persatuan bangsa, mendorong literasi media, mencegah berita hoaks, dan menjaga Pancasila dari rongrongan ideologi transnasional.
Bela negara, kata Yudian, bukan hanya penting di masa revolusi kemerdekaan, tetapi juga masa kini. Tantangan ekonomi global seperti konflik perbatasan, pertarungan ideologi, perubahan iklim hingga kondisi krisis akibat pandemi, kata dia, juga ancaman terhadap kesatuan dan kelangsungan negara.
Menurut dia, dalam sistem pertahanan semesta, seperti amanat Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2002, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara.
Dalam kesempatan yang sama, Yudian juga menekankan peran penting generasi muda sebagai aktor penggerak sejarah. Terlebih lagi Indonesia diprediksi menjadi kekuatan ekonomi dunia berkat bonus demografi.
"Menyebarnya semangat nasionalisme dimotori oleh tokoh pers seperti Tirto Adisoeryo. Tetapi Sumpah Pemuda 1928 menjadi momentum pelembagaan nasionalisme," kata dia.