TEMPO.CO, Jakarta - Anggota tim pakar Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengakui bahwa selama tiga bulan terakhir ini angka positivity rate Covid-19 di Indonesia semakin meningkat. Per Agustus 2020 angka positif Covid-19 di Indonesia adalah 15,43 persen. Sementara standar aman WHO adalah 5 persen.
Data teranyar per 3 September 2020, total kasus positif Covid-19 berjumlah 180.646 orang dengan jumlah pasien sembuh 129.971 orang dan 7.616 pasien meninggal. Dewi mengungkapkan, ada sejumlah hal yang menyebabkan kasus Covid-19 terus melonjak.
Pertama, penularan yang terjadi saat pasien datang ke rumah sakit. "Jadi, positivity rate ini kebanyakan berasal dari pasien yang datang ke rumah sakit sebenarnya. Rata-rata orang yang datang ke rumah sakit mungkin lebih dari 60-70 persen, kurang lebih positivity rate mereka 15,43 persen," ujar Dewi seperti dikutip dari kanal YouTube BNPB, Kamis, 3 September 2020.
Penyebab kedua, kata Dewi, akibat banyaknya masyarakat libur panjang atau long weekend pada Agustus lalu. Sehingga, grafik kasus Covid-19 terlihat melonjak tajam pada akhir Agustus lalu. "Pada pekan terakhir Agustus itu kenaikan kasus dalam waktu satu minggu tinggi sekali sampai 32,9 persen," ujar Dewi.
Faktor ketiga, lanjut Dewi, akibat timbulnya klaster-klaster baru seperti di pesantren dan juga kawasan industri. Klaster Pesantren misalnya, muncul di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Data terbaru dari Dinas Kesehatan mencatat setidaknya ada 622 santri yang terpapar Covid-19. Di Banyuwangi, kasus positif juga meningkat lima kali lipat dari jumlah 89 kasus positif pada 17-23 Agustus menjadi 584 kasus pada 24-30 Agustus.
Kemudian untuk Bekasi, terjadi peningkatan kasus positif sebanyak dua kali lipat. Pada 17-23 Agustus kasus Covid-19 di Bekasi tercatat 116 kasus, kemudian menjadi 423 kasus pada 24-30 Agustus. Peningkatan itu berasal dari tiga klaster besar industri di Bekasi.