TEMPO.CO, Jakarta - Politikus seniorMuhammad Amien Rais disebut-sebut akan mendirikan partai baru, PAN Reformasi. Dalam berbagai kesempatan, Amien kerap menyuarakan kekecewaannya terhadap pengurus partai yang ia dirikan, Partai Amanat Nasional (PAN).
Amien bahkan menyatakan sudah dipecat oleh PAN. "Saya sudah enggak di PAN. Saya sudah dikeluarkan anak-anak buah saya itu karena enggak setuju gabung dengan rezim yang enggak ketulungan itu," kata Amien dalam diskusi daring Bahaya Komunisme di Dunia Islam seperti dikutip dari akun YouTube UTZ Official, Jumat, 24 Juli 2020.
Amien Rais sejatinya bukan sosok asing di dunia perpolitikan Indonesia. Ia berperan besar saat menggulingkan Presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun pada 1998.
Sebelum berkecimpung di dunia politik, Amien merupakan dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Bersama cendekiawan lain seperti BJ. Habibie, Amien aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Ia aktif pula di organisasi Muhammadiyah dan pernah menjabat sebagai ketua umum.
Ketika ekonomi Indonesia anjlok, Amien termasuk sosok yang vokal menyerukan reformasi dan menuntut lengsernya presiden Soeharto.
Setelah berhasil menjatuhkan orde baru, Amien Rais bersama tokoh lain seperti Goenawan Mohamad, Rizal Ramli, Faisal Basri dan Hatta Rajasa mendirikan PAN. Ia menjabat ketua umum PAN dari 1998-2004. Dalam pemilihan umum 1999, PAN mampu meraih 7,1 persen suara.
Kelihaian manuver politik Amien Rais semakin terlihat saat pemilihan presiden 1999. Ia menyatukan partai-partai berasaskan Islam untuk membentuk koalisi poros tengah. Koalisi ini sukses menjadikan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai presiden dan menghentikan langkah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Padahal saat itu PDIP berstatus pemenang pemilu. Amien pun menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Setahun lebih kepemimpinan Gus Dur berjalan, Amien kembali bermanuver. Kini dia bekerja sama dengan Megawati. Akhirnya pada 23 Juli 2001, Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Amien Rais memakzulkan Gus Dur dan mengangkat Megawati sebagai presiden.
Pada pemilu 2004, Amien maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Siswono Yudhohusodo. Namun ia kalah oleh duet Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.
Sosok Amien kembali menjadi sorotan dalam Pilpres 2014. Ia mendesak pimpinan PAN agar mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Namun pasangan ini kalah oleh Jokowi-Jusuf Kalla.
Usai pilpres 2014, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyatakan PAN mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Hal ini membuat Amien meradang. Sejak saat itu, hubungan Amien dan Zulkifli Hasan memanas.
Menjelang pilpres 2019, Amien menyatakan jika PAN tidak akan mendukung Jokowi. Padahal saat itu DPP PAN belum mengambil keputusan. PAN pun akhirnya benar-benar mendukung lagi Prabowo Subianto untuk melawan Jokowi meski jagoannya itu kembali kalah.
Hubungan Amien dan Zulkifli Hasan lagi-lagi memanas. Penyebabnya PAN disebut-sebut akan merapat kembali ke pemerintah. Amien juga mengkritik langkah Zulkifli yang membawa sejumlah pengurus PAN bertemu Jokowi di Istana.