TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, mengenang Presiden keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sebagai seseorang yang tidak pernah merasa lebih baik dari orang lain. Hal itu disampaikan Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar, dalam acara Haul ke-11 Gus Dur dengan hitungan tahun Hijriah di Kantor DPP PKB, Jakarta, Senin.
"Pernah saya berpidato dengan penuh semangat. Namun begitu Gus Dur pidato semua diluruskan. PKB, kata Gus Dur, tempat orang baik-baik, juga menjadi tempat orang yang ingin menjadi baik," kata Cak Imin.
Tindak tanduk Gus Dur, yang wafat pada 14 Muharram 1431 Hijriah itu, menurut Cak Imin, perlu terus diresapi, dihayati, dan diamati.
"Membaca sejarah Gus Dur sama dengan membaca sejarah bangsa," kata Cak Imin.
Sebab ada banyak hal yang masih bisa dikaji dari Gus Dur. Baik itu sejarah panjang perjuangan Gus Dur, gerakan pemikiran, kajian, keinginan menjadi konseptor pengetahuan.
Tiga poin penting yang diperjuangkan Gus Dur dan dinikmati Indonesia hari ini, menurut Cak Imin, yakni demokrasi, HAM dan kesamaan di depan hukum.
"Hari ini kita nikmati betul. Sekalipun hukum masih harus diperjuangkan lagi. Pikiran Gus Dur yang harus menjadi doktrin, walaupun nilai-nilai ajaran Gus Dur ada mabda' siyasi dan himne. Dan itu semua harus kita perjuangan bersama. Ujung dari semua itu ketauhidan, kemanusiaan," kata Cak Imin yang hadir secara virtual dalam acara Haul Gus Dur yang digelar DPP PKB, Jakarta itu.
Acara Haul Gus Dur diawali kegiatan santunan kepada 200 anak yatim, yang diserahkan kepada perwakilan. Selanjutnya, khataman Al-Quran dan doa. Pada pukul 19.00 WIB, Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB KH Syaifullah Maksum memimpin langsung tahlil, yasinan dan manakib Gus Dur.
Cak Imin bersyukur di tengah cobaan dan terpaan pandemi Covid-19, PKB masih bisa melaksanakan Haul Gus Dur dengan penuh semangat dan penuh keberkahan.
ANTARA