TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Bali tengah menyelidiki kepemilikan senjata api dan jenis senjata api yang diduga digunakan mantan Kepala BPN Denpasar dan BPN Badung, Tri Nugraha, untuk bunuh diri di toilet Kantor Kejaksaan Tinggi Bali, Senin, 31 Agustus 2020.
"Masih kita lakukan penyelidikan untuk mencari bukti-bukti atau penyebab kematiannya. Memastikan jenis senjatanya, bukti kepemilikan senjata, dan prosedur penerimaan kok bisa senjata masuk," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Bali Kombes Pol Dodi Rahmawan, Selasa dini hari, 1 September 2020.
Ia mengatakan semuanya akan dilakukan pengecekan dan juga mengumpulkan bukti-bukti termasuk mencari saksi. Kemudian akan dilakukan otopsi terhadap jenazah tersangka Tri Nugraha untuk mengetahui penyebab kematiannya.
"Barang bukti yang sudah diamankan, senjata api sementara kita identifikasi dulu senjata itu rakitan atau sebagainya. Saya belum bisa menyampaikan jenisnya dengan proyektil yang masih bersarang ada lima dan yang sudah digunakan satu," kata Dodi.
Sementara itu, terkait dengan saksi di lokasi mulai dari penasehat hukum Tri Nugraha, maupun Penyidik Kejaksaan Tinggi Bali yang menangani akan dilakukan pemeriksaan. "Kita akan koordinasi dengan Kejati untuk mengambil keterangan dan mengecek dengan bukti-bukti yang kita temukan untuk segera rekonstruksi," ucap Dodi.
Dalam olah Tempat Kejadian Perkara semuanya terlibat, mulai dari Tim Identifikasi Polda Bali, Tim Lab Forensik dan Tim Penyidik dari Polda dan Polresta. Selain itu, untuk CCTV juga saat ini sedang didalami kepolisian.
Sebelumnya, peristiwa penembakan terjadi ketika tersangka Tri Nugraha akan diproses penahanan dari Kejati Bali menuju Lapas Kerobokan. Nugraha diduga terjerat kasus gratifikasi dan TPPU. Sekitar pukul 19.40 wita, diketahui Tri Nugraha diduga melakukan bunuh diri dalam toilet Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
